Sebuah berita yang mengejutkan terjadi di penghujung tahun 2014 lalu. Pada tanggal 28 Desember 2014, terjadilah sebuah tragedi yang menewaskan banyak orang. Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 menghilang dan akhirnya ditemukan jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Kabar ini sontak menjadi kabar di penghujung tahun yang sangat menyedihkan.
Dari tragedi tersebut pun tak sedikit kisah pilu dan menyayat hati. Kejadian ini menimpa tak hanya keluarga penumpang namun juga keluarga dari awak pesawat sekaligus pilotnya. Simak curahan hati serta kisah yang sangat miris ini di halaman-halaman berikut Ladies.
What's On Fimela
powered by
Pesan Akhir Pramugara AirAsia Pada Sang Istri
Tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang. Ini pula yang dialami oleh istri dari pramugara AirAsia yang tewas akibat tragedi hilangnya pesawat pada 28 Desember 2014 lalu. Oscar Desano menjadi salah satu korban meninggal dari tragedi pilu 28 Desember tersebut.
Desano ternyata sempat menuliskan pesan terakhir yang sungguh tak disangka menjadi pesan perpisahan untuk istrinya. Pada ulang tahun istrinya yaitu Dessy Purbaningrum, Selasa, 16 Desember lalu sang pramugara mengucapkan ucapan ulang tahun yang ternyata menjadi pesan perpisahannya. Ia mengucap beberapa doa untuk istrinya, salah satunya mengartikan, 'hanya maut yang dapat memisahkan kita'.
"Suprise, Selamat Ulang Tahun Yang ke-25 istriku yang cantik . Saya harap Anda akan menjadi ibu yang hebat, contoh yang bagus untuk anak-anak kita. Aku sangat mencintaimu, aku memujamu begitu banyak, kau segalanya bagiku, selalu menjadi istriku, selalu menjadi teman saya, aku mencintaimu sekarang dan kemudian, sampai hanya kematian yang memisahkan kita. Nikmati hari ini." Itulah pesan yang dituliskan Desano untuk istrinya.
Dessy menikah dengan Oscar Desano pada 13 Juni 2014 dan saat ini sedang hamil 6 bulan. Semoga Dessy diberikan ketabahan atas kejadian pilu ini.
Curahan Hati Putra dan Putri Pilot AirAsia QZ8501
Angela Anggi Ranastianis (22) anak dari Kapten Irianto, mengunggah foto ayahnya di akun Path. Dia mencurahkan perasaan hatinya dengan sangat mengharukan. Ia seakan masih tak percaya dengan apa yang menimpa ayahnya. Angela harus menahan kesedihan karena sang ayah harus pergi meninggalkan dirinya dan keluarganya.
Adik dari Angela yaitu Arya Galih Gegara (8 tahun) sering menangis karena kangen dengan sang ayah. Bocah polos tersebut belum tahu tentang kecelakaan pesawat AirAsia yang membawa serta ayahnya. "Dia sering bertanya (kapan ayahnya pulang) dan sering menangis karena kangen ayahnya," ujar salah satu kerabat seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (1/1). Seluruh keluarga memutuskan untuk mematikan televisi agar Arya tidak mendapat berita yang bisa membuatnya trauma. Pelan-pelan mereka akan menjelaskan kejadian pada Arya. Sampai saat ini, Arya percaya ayahnya belum pulang karena masih bekerja. Pilot Irianto dikenal sebagai pribadi yang baik dan juga ramah. Rest In Peace Mr. Irianto.
Ciara Sebatang Kara Karena Seluruh Keluarga Meninggal
Salah satu kisah pilu juga menimpa Ciara, gadis berusia 15 tahun yang harus ditinggalkan semua anggota keluarganya yang menaiki pesawat tersebut. Ayah Ciara adalah Herumanto Tanus, ibunya Indah Juliansih, kakaknya Niko Geovani dan adiknya Justin Geovani. Semuanya berada dalam satu pesawat yang hilang kontak tersebut. Ciara segera menuju Surabaya saat mendengar kabar tersebut dengan ditemani tantenya, Linda.
Linda menjelaskan jika adiknya (ayah Ciara) pergi ke Singapura untuk menjenguk anaknya yang bersekolah di sana. Pada awalnya dirinya tidak tahu jika adik dan keluarganya menjadi korban pesawat yang hilang kontak tersebut. Kemudian Linda diberitahu oleh anaknya jika dalam pesawat yang hilang tersebut ada pamannya. Akhirnya dia mengecek kebenaran berita tersebut, dan benar jika ada adik, ipar dan keponakannya. Ciara pun kini harus sebatang kara karena kejadian yang menewaskan seluruh anggota keluarganya. Semoga ia tetap diberi kekuatan untuk bertahan, tetap sehat dan menjalani kehidupan ini.
Kehilangan Tunangan Tercinta
Salah satu kisah pilu juga menimpa seorang lelaki muda. Ia harus kehilangan tunangannya yang berangkat dengan pesawat AirAsia QZ8501 pada tanggal 28 Desember 2014.
Firman dan juga tunangannya berniat untuk menghabiskan liburan bersama di Singapura sekaligus menghadiri pertemuan besar dengan perusahaannya. Mereka berencana berangkat pada tanggal 28 Desember 2014, sampai Firman merasa bahwa akan lebih baik jika ia berangkat terlebih dahulu untuk mempersiapkan pertemuan dengan perusahaan. Firman memang merasa takut kurang persiapan karena pertemuan dengan perusahaan ini akan menentukan masa depannya karena itu ia memutuskan untuk berangkat dulu pada tanggal 27 Desember 2014 untuk mempersiapkan diri. Ia berjanji untuk menjemput tunangannya keesokan harinya di bandara.
Tunangannya seperti marah karena Firman harus berangkat dulu, namun Firman tetap berangkat. Keesokan paginya Firman terbangun dan mendapati berita yang mengejutkan bahwa pesawat yang membawa tunangannya tersebut menghilang. Hati Firman pun serasa hilang. Dari curahan hatinya yang tersebar dalam akun jejaring Path, Firman begitu menyesal dan ia pun berharap bisa mengulang waktu. Andai saja ia berangkat bersama dengan tunangannya, andai ia bisa duduk bersama menikmati kematian yang Tuhan tentukan setidaknya ia tidak akan hidup dengan penuh penyesalan.
Cucu Korban Bermimpi Sebelum Nenek Meninggal
Cucu korban dari tragedi pesawat AirAsia QZ8501 bermimpi bahwa sang nenek mengenakan baju pengantin sebelum nenek meninggal. Karena berkembangnya teknologi yang semakin modern firasat seperti mimpi ini tak lagi diperhatikan Ladies.
Setelah merayakan natal, cucu dari korban pesawat bercerita pada bibinya bahwa ia bermimpi sang Oma mengenakan baju yang sangat indah seperti pengantin. Namun, tak ada yang menyangka bahwa ini merupakan firasat bahwa sang nenek akan meninggalkan mereka selamanya. Mereka pun yak menggubris mimpi tersebut, Namun, takdir rupanya berkata lain. Pada tanggal 28 Desember 2014 lalu, pesawat yang ditumpangi sang oma beserta keluarga yang lain hilang.