Mengagumkan, Perempuan Muda Kashmir Sukses Menghidupkan Namda

Fimela diperbarui 07 Jan 2015, 18:05 WIB

Hari ini banyak bermunculan pengusaha muda dari kaum perempuan. Kini perempuan mulai mandiri dengan menjadi pengusaha. Mencoba tidak selalu bergantung pada orang tua atau suami, menjadikan perempuan banting tulang untuk berdiri di kaki sendiri. Itulah yang juga dilakukan oleh perempuan muda cantik asal daerah konflik Kashmir, India.

Dilansir oleh Womensenews.org, Arifa Jan mulai membuat namda (karpet tradisional Kashmir yang terbuat dari wol), ketika tahu kerajinan tradisional berada di titik terendah. Hanya sepuluh tahun yang lalu, 96 % dari namda yang diproduksi Kashmir yang diekspor. Jan mengatakan bahwa sejak saat itu produksi mengalami penurunan sampai 2 %.

Jan tertarik pada namda setelah melakukan penelitian tentang penurunan kerajinan sembari dia meraih gelar master of Craft Development Institute di Srinagar, ibukota Kashmir yang memiliki musim panas. Dia belajar bahwa konflik selama dua dekade di Kashmir telah merusak bisnis dan membuat kualitas produk buruk. Seorang pengrajin wol yang bekerja secara tradisional hanya mendapatkan upah $ 1 sampai $ 2 per hari dan itu tidak bisa untuk menghidupi keluarga sehingga pengrajin mulai mencari bahan yang murah. Kualitas produk menjadi jelek dan kurang tahan serta mudah luntur.

Bermain dengan Pola dan Warna yang Lebih Hidup

Dari hasil penelitiannya Jan memperkenalkan inovasi baru untuk meningkatkan daya jual produk Namda Khas Kashmir. Alih-alih menggunakan wol lokal, 100% ia menggunakan merino, sejenis domba yang berkualitas wol-nya. Dia juga menggunakan pewarna bebas senyawa azo sehingga tidak mudah luntur.

Untuk bordir, dia memilih untuk menggunakan gaya seperti yang biasa digunakan pada tirai. Dia juga menghidupkan gaya atau wol bermotif. Dia bereksperimen dengan pola-pola itu. Awalnya, Jan menyiapkan 300 namda sebagai bagian dari proyek penelitiannya. Pada tahun 2010, ia mengambil beberapa pekerjaan di sebuah pameran kerajinan di New Delhi, dan laris. Respon masyarakat positif.

Steelah pameran, Mohammad Saleem Sofi, seorang pengusaha pashmina terkesan, dan bersedia meminjamkan Jan sejumlah uang $ 970 untuk memulai produksinya. Gulshan Nanda, ketua Dewan Kerajinan dari India pada waktu itu, juga menjadi pendukung Jan. Dia menawari Jan peminjaman uang sebanyak $ 2800 untuk produksi.

Kesuksesan yang Tidak Biasa di Kashmir

Dengan dana tersebut, Jan merekrut beberapa karyawan dan menggaji dua kali lipat. Salah satu cara Jan mempertahankan usaha kerajinannya itu dengan membayar pekerja seimbang. Lulusan Universitas Kashmir ini memiliki tujuan berbisnis di tahun depan.

Hampir 70 % perempuan muda Kashmir yang disurvei mengalami diskriminasi gender. Mereka terhalang oleh jenis kelamin mereka dan susah berwirausaha. Begitu keterangan survei tahun 2011 yang dilakukan oleh Start-up Kashmir Youth Entrepreneur Development Project, sebuah kelompok anti-kemiskinan


Promosi Kewirausahaan

The Jammu and Kashmir State Women's Development Corporation meminta pemerintah untuk mendorong dan mendukung para pengusaha perempuan, terutama yang masih muda. Hal ini menantang untuk membuat wanita-wanita mandiri karena mereka milik latar belakang sosial ekonomi rendah.Para wanita tidak memenuhi syarat atau terampil . Tapi wanita Kashmir yang berpengalaman dalam berbagai kerajinan , dan ada banyak potensi .

Organisasi melatih perempuan dan memberi mereka kredit untuk memulai proyek-proyek mereka . Hal ini juga membantu perempuan memasarkan produk mereka dengan mengadakan pameran untuk memastikan peningkatan pendapatan. Jan mengatakan pelatihan sendiri telah memberikan kesempatan dia meraih mimpinya . Meskipun fokus utamanya adalah pada namda, dia sudah dalam tahap verifikasi.

Jan telah mulai hal luar biasa untuk kerajinan Kashmir, sebuah usaha yang membuat namda dan barang-barang lainnya, seperti tas bordir kanvas atasan, stola pashmina dan syal, bantal selimut dan hiasan dinding. Fokus usahanya adalah pada desain dan inovasi, serta pelestarian kerajinan Kashmir.

Dan Jan tidak berhenti berinovasi barang-barang berkualitas dan upah yang adil bagi pengrajin. Dia juga ingin membentuk sebuah organisasi untuk wanita bekerja dengan kerajinan, terutama perempuan dalam situasi sulit akibat konflik di kawasan itu.

 

(vem/nip)
What's On Fimela