Semua orang tentu ingin memiliki hubungan yang sehat dengan pasangannya. Tapi ternyata mewujudkannya tidak semudah mengatakannya. Bahkan masih banyak pasangan yang tidak mengerti makna sesungguhnya dari hubungan yang sehat, hingga selalu berakhir pada hubungan yang salah. Supaya Anda memiliki bayangan tentang bagaimana hubungan sehat yang sesungguhnya, simak beberapa ‘larangan’ berikut agar hubungan Anda bisa diselamatkan dari kata ‘berakhir sudah’:
Memilih pasangan yang tidak tepat
Memiliki hubungan yang sehat dimulai dari awal saat Anda memilih pasangan. Sama halnya dengan memilih teman, dalam memilih pasangan pun Anda tidak boleh sembarangan. Tahu dari mana bahwa pasangan Anda tepat atau tidak? Lakukan evaluasi yang sama terhadap karakter dan kepribadiannya, nilai-nilai apa yang dia anut, kesesuaian dari ucapan, dan tindakannya, dan juga hubungannya dengan orang lain.
Hubungan yang dipaksakan
Setiap orang memiliki pandangan dan kepercayaan berbeda tentang hubungan asmara. Ada baiknya Anda mencari pasangan yang memiliki pandangan sama dengan Anda. Cara kalian memandang suatu hubungan akan mempengaruhi arah hubungan kalian. Jangan paksakan hubungan yang jelas-jelas akan mempersulit Andanantinya. Nggak mau, kan, capek-capek menjalani hubungan dengan orang yang memiliki tujuan berbeda.
Pendapat yang dipendam
Hubungan itu bukan seperti permainan teka-teki dimana Anda harus menebak pikiran dan keinginan masing-masing. Jangan ragu untuk menyampaikan pendapat dan keinginan Anda kepada pasangan. Ingat, pasangan Anda bukan Edward Cullen yang bisa membaca pikiran dan tahu semua keinginan Anda tanpa perlu disampaikan.
Ketergantungan tingkat akut
Tidak bisa dihindari memang, bahwa sedikit atau banyak kita pasti akan memiliki ketergantungan dengan pasangan. Sebenarnya sah-sah saja asal Anda bisa mengendalikan kadarnya. Jangan terlalu bergantung dengan pasangan karena hal tersebut dapat menunjukkan bahwa Anda seorang posesif dan tidak mandiri.
Mengelak dari perbedaan
Perbedaan adalah hal yang wajar dan dibutuhkan dalam hubungan. Selama perbedaan yang Anda miliki bukan hal-hal mendasar dan prinsipil, maka tidak ada salahnya Anda menerima perbedaan tersebut. Anggap diri Anda dan pasangan adalah sebuah tim, dimana tiap anggotanya pasti memiliki keunikan dan perspektif masing-masing. Itulah yang menjadi nilai utama dari sebuah tim; perbedaan. Jadikan perbedaan tersebut sebagai cara Anda saling melengkapi.
Menganggap remeh kedekatan
Menjaga kedekatan itu penting, meski bukan berarti Anda harus selalu berduaan sepanjang waktu. Di tengah kesibukan masing-masing, coba sebisa mungkin luangkan waktu untuk bertemu dan berbagi cerita seputar kegiatan masing-masing.
Asumsi yang berlebihan
Jika ada beberapa tindakan atau perilaku pasangan Anda yang kurang Anda sukai atau pahami, coba tanyakan langsung kepadanya. Jangan berasumsi yang tidak-tidak tanpa mengonfirmasikannya kepada pasangan. Karena bisa jadi dia memiliki alasan tersendiri dibalik sikapnya.
Konflik sebagai sifat peliharaan
Lebih pemilihlah dalam menentukan hal untuk dipelihara, dan sudah pasti konflik tidak masuk daftar peliharaan Anda. Konflik dalam hubungan memang adalah hal yang biasa. Namun bukan berarti juga disepelekan. Anda dan pasangan tetap harus bijak menyikapi konflik. Meskipun hanya permasalahan kecil, segera selesaikan dengan membahasnya bersama.
Tidak adaptif dengan evolusi
Seiring berjalannya waktu, terkadang banyak terjadi perubahan dalam hubungan maupun pada diri Anda dan pasangan. Belajar untuk menerima perubahan tersebut karena hal itu adalah sesuatu yang normal. Anda dan pasangan harus menguasai ilmu negosiasi dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi sehingga bisa ditemukan jalan tengah yang menguntungkan kedua belah pihak.
Lupa jadi pendengar, sibuk bicara sendiri
Terkadang, yang kita butuhkan ketika menghadapi segudang permasalahan adalah kehadiran seorang pendengar. Ketika pasangan Anda sedang merasa stres karena sedang memiliki banyak masalah, coba tawarkan diri sebagai pendengar dari semua masalahnya. Selain menunjukkan rasa empati Anda, Anda juga bisa memahami lebih dalam cara pandang dan perspektif pasangan dalam melihat masalah, kan?
Saya mengerti, memang tidak mudah menghindari beberapa kebiasaan buruk di atas. Namanya juga kebiasaan. Tapi demi terciptanya hubungan yang sehat, masa Anda tidak mau sedikit berkorban? Ingat, ini demi keberlangsungan hubungan Anda, lho.
Coba hitung berapa poin yang Anda checklist dari daftar diatas? Jika lebih dari 50% dengan berat hati (tapi untuk sedikit ‘menampar’ Anda), saya nyatakan Anda manusia egois. Tetapi tak ada kata terlambat. Satu-satunya cara adalah dengan menurunkan sedikit kadar ego Anda dengan mempelajari seperti apakah kepribadian Anda. Dengan tahu kekurangan dan kelebihan Anda, saya yakin Anda lebih bijaksana dalam mengambil langkah selanjutnya dalam hidup Anda.
Mari tes kepribadian dalam rangka meneliti Anda sendiri di sini!
(vem/setipe/yel)