Ibu Anak Berkebutuhan Khusus Dipermalukan, Maskapai Minta Maaf

Fimela diperbarui 06 Jan 2015, 16:17 WIB

Seorang penduduk asal New Jersey, Elit Kirschenbaum dalam penerbangan pulang setelah liburan keluarga di Republik Dominika pada 30 Desember lalu, merasa dipermalukan oleh maskapai penerbangannya. Dilansir melalui Huffingtonpost.com, ibu dari empat anak ini duduk sambil memangku putri bungsunya, Ivy, seperti biasanya.

Kirschenbaum merasa telah dipermalukan oleh pramugari karena menolak untuk mengizinkan pengaturan tempat duduk keluarga. Menurut cerita Kirschenbaum, Ivy tidak bisa duduk sendiri dan harus dipangku bersama anggota keluarganya. Sayangnya, pramugari tidak mengizinkan. Padahal, Kirschenbaum telah menjelaskan bahwa anaknya berkebutuhan khusus.

Ivy, gadis kecil berusia tiga tahun itu menderita tunadaksa, tepatnya Spastic Quadriplegic Cerebral Palsy. Disebabkan, stroke yang dideritanya dalam rahim dulu. Kondisi fisik gadis kecil tersebut  tidak mampu untuk duduk sendiri dan harus dipangku orang tuanya selama penerbangan.

Walaupun pihak maskapai United Airlines telah meminta maaf atas insiden tersebut, ibu Ivy tetap ingin memberi pelajaran. Bahwa pihak manajemen maskapai penerbangan harus paham tentang pelayanan terhadap pelanggan berkebutuhan khusus.

Terlebih ketika keluarga Ivy melakukan penerbangan dari Punta Cana ke Newark, dilaporkan salah seorang pramugari menolak untuk mengizinkan pengaturan tempat duduk keluarga itu. Kirschenbaum mengklaim bahwa ia menjelaskan kepada karyawan bahwa putrinya memiliki kebutuhan khusus dan tidak bisa menahan dirinya di kursi . Pramugari terus bersikeras bahwa Ivy duduk di kursinya sendiri saja.

Dalam sebuah postingan di Tumblr, Kirschenbaum menjelaskan bahwa keluarganya telah terbang dengan Ivy di pangkuan mereka berkali-kali dan tidak pernah memiliki masalah, sampai kejadian ini.

Kirschenbaum sangat menyayangkan akan aturan FAA yang menerapkan bahwa anak berusia di atas 24 bulan harus duduk di kursinya sendiri entah di pesawat, taksi, atau bis. Menurut Kirschenbaum, terkadang aturan tidak sesuai dengan kenyataan dan asal berlaku pada semuanya, tidak dipilah.

Pada akhirnya, suami Kirschenbaum mencapai kompromi dengan pilot, yang mengizinkan Ivy untuk berbaring di tempat duduknya dan menempatkan kepalanya di pangkuan ayahnya untuk lepas landas dan mendarat.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. "Keluarga saya dipermalukan di depan para penumpang lainnya," tulis Kirschenbaum di Tumblr. Karena perdebatan tersebut menyebabkan jadwal penerbangan untuk segera lepas landas menjadi terlambat hampir satu jam.

Setelah Kirschenbaum berbagi kisahnya di halaman Tumblr miliknya, orang-orang cepat merespon dan memberikan simpati untuk keluarga itu di Twitter dengan hashtag #UnitedWithIvy

Ladies, kita semua harus memahami ada orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus. Dan, semua berhak menjalani kehidupan dengan adil. Agar tidak terjadi diskriminasi terhadap anak berkebutuhan khusus, maka diperlukan payung hukum untuk melindunginya.

(vem/nip)
What's On Fimela