Menikah Berdasarkan Hitungan Atau Primbon, Masihkah Dipercaya?

Fimela diperbarui 30 Des 2014, 22:30 WIB

Sudah menjadi budaya di Indonesia, terutama daerah Jawa, primbon menjadi salah satu cara untuk menentukan jodoh atau tidaknya pasangan yang akan menikah. Selain itu, primbon berfungsi untuk mencari tanggal atau waktu yang baik untuk mengikat janji dan mengadakan resepsi. Penentuan nasib pasangan dapat berubah hanya karena hitungan primbon.

Ada pandangan umum masyarakat terkait pentingnya primbon untuk menghitung baik atau buruknya suatu jodoh dan atau menjelang menikah. Pandangan umum tersebut ialah “Bukanlah orang Jawa yang tidak percaya dengan primbon atau hal-hal mistis”. Ungkapan itu sungguh menarik karena langsung menyebutkan pada salah satu suku yang ada di Indonesia. Masyarakat Jawa masih kental akan kepercayaan mistisnya walaupun telah hidup dalam dunia modern. Walaupun, suatu keluarga tersebut religius pada salah satu agama, tetap saja masih mempertimbangkan hitungan primbon. Seolah-olah primbon telah menjadi kitab suci tersendiri selain kitab suci agama.

Dari beberapa keterangan kawan-kawan menyampaikan bermacam pendapat mengenai kepercayaannya terhadap primbon. Si A mengatakan bahwa masih percaya dengan hitungan atau primbon karena masih memegang erat nilai-nilai luhur dan melestarikan budaya. Si B masih juga sepakat, karena menganggap bahwa primbon memiliki tingkat kebenaran yang lebih banyak valid atau sesuai dengan apa yang dihasilkan melalui pengalaman-pengalaman buruk karena melanggar hitungan primbon atau sebaliknya. Walaupun, kedua orang tersebut memiliki pandangan yang telah modern.

Berbeda lagi dengan pendapat si C, yang mengatakan tidak percaya dengan hitungan primbon karena di luar nalar dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya, apabila masih percaya akan berujung pada kesesatan dan itu tidak dianjurkan dalam agama yang dianutnya. Ditambahkan lagi dengan pendapat si D yang berpendapat bahwa primbon merupakan warisan orang-orang terdahulu untuk menjaga kearifan lokal suatu masyarakat, dan telah menjadi tradisi turun temurun yang masih dipakai di masyarakat suburban atau desa yang berbeda dengan orang yang menurutnya lebih rasional. Dan, merupakan cara untuk mengetahui pasangan yang tepat bagi yang hendak menikah.

Baik di sadari maupun tidak, ternyata masih banyak masyarakat yang percaya dengan hitungan primbon. Terutama digunakan pada saat akan menikah. Namun, ada juga yang sudah tidak percaya dengan hitungan primbon, karena mengganggap yang terpenting adalah komitmen pasangan untuk merajut ikatan yang sah. Jika hitungan primbon benar, maka itu adalah suatu kebetulan. Dan, tak sedikit juga ketika telah menggunakan primbon namun dalam mengarungi bahtera rumah tangga tidak bahagia atau berpisah.

Pada dasarnya semua hari itu baik, tergantung kita bagaimana menyikapi dan berperilaku. Semua tergantung dari apa yang Anda yakini, ladies. Menggunakan hitungan primbon sebelum menikah atau pun harus di dasari pengetahuan dan niat yang baik.

(vem/nip)