Pertahankan Budaya Leluhur Saat Natal, Mahasiswa di China Pakai Kostum Tradisional

Fimela diperbarui 27 Des 2014, 11:42 WIB

Natal merupakan hari spesial dan penting bagi umat Kristiani di berbagai negara. Meskipun begitu, tidak semua orang bisa menerima dengan baik perayaan Natal di lingkungan atau bahkan negaranya. Di Cina, sekelompok mahasiswa mengenakan kostum tradisional Cina dan melakukan pemboikotan terhadap perayaan Natal di sana.

Dilansir dari shanghaiist.com, di Changsha sebuah jalan di Taiping sekelompok mahasiswa menggunakan Hanfu atau gaun tradisional Cina Han dan menyerukan pemboikotan terhadap perayaan Natal. Setiap mahasiswa yang mengikuti aksi tersebut mengadakan tanda tangan kaligrafi tulisan Cina. Kaligrafi tersebut berbunyi "Boikot Natal, Orang Cina tidak merayakan festival asing".

Para mahasiswa yang ikut aksi ini menyerukan agar masyarakat Cina mengganti perayaan Natal dengan festival tradisional Cina. Mereka menganggap bahwa perayaan Natal adalah budaya asing yang bisa melunturkan budaya asli Cina. Pesta pora Natal yang dilakukan anak muda di Cina dinilai dilakukan tanpa adanya nilai keagamaan.

Meskipun beberapa kelompok mahasiswa menyerukan pemboikotan terhadap perayaan Natal. Beberapa masyarakat lain menganggap aksi mahasiswa ini terlalu berlebihan. Pada platform microblogging Sina Weibo, para komentator menyayangkan aksi mahasiswa ini.

Salah satu pengguna Sina Weibo yang bekerja sebagai Guru Sejarah di Shenzhen bahkan mengatakan "Jika Anda ingin merayakan festival tradisional Cina maka lakukan, mengapa Anda harus menentang perayaan orang lain yaitu Natal? Merayakan Natal merupakan kebebasan dan hak pribadi masing-masing orang."

Melihat peristiwa ini, editorial di Global Times menyatakan bahwa "Popularitas Natal dan festival asing lainnya tidak akan menimbulkan ancaman bagi festival tradisional Cina. Bahkan kami dapat menemukan beberapa inspirasi apa yang harus dilakukan untuk memastikan budaya Cina bisa tetap hidup."

Beberapa kelompok mahasiswa di Cina yang menilai perayaan Natal tidak sesuai dengan budaya di sanalah yang menjadikan ide pemboikotan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mempertahankan budaya tradisional Cina agar tidak luntur. Meskipun perayaan Natal semakin marak, beberapa orang menyebutkan hal ini tidak akan melunturkan atau bahkan merusak budaya tradisional Cina yang telah ada.

(vem/mim)