Terkadang mata kita dibutakan oleh tampilan luar seseorang. Seringkali kita langsung mencibir dan berpikiran negatif saat bertemu dengan orang yang berpenampilan compang-camping seperti pengemis. Tapi sudahkah kita menyadari bahwa ketulusan dan hati nurani seseorang itu tak bisa dinilai hanya dari sisi penampilan luar saja?
Baru-baru ini kisah tentang sepasang kakek nenek yang menolak pemberian uang dari orang lain ramai dibicarakan di media sosial. Meskipun kisah ini belum bisa dipastikan kebenarannya, tapi ada sesuatu yang menarik dan menggugah hati nurani kita dari kisah ini.
Kisah ini pertama kali dibagikan pertama kali oleh seorang pengguna media sosial bernama Wahyu Hidayat Ar Rasyid. Dengan menyertakan sebuah foto sepasang kakek nenek, ia juga menuliskan sebuah kisah. Dalam kisahnya, ia awalnya berpandangan negatif ketika melihat sepasang kakek nenek yang berpenampilan seperti pengemis menaiki Commuter Line jurusan Bogor-Kota.
"Awalnya saya berpikir bahwa Ibu dan Bapak ini adalah seorang pengemis. Hingga Allah kembali menghentakkan hati saya dengan pembelajaran yang luar biasa pada hari itu," tulis Wahyu Hidayat.
Dalam perjalanan tersebut, Wahyu pun memperhatikan ada sosok pemuda yang mendekati pasangan kakek nenek tersebut. Sang pemuda yang berpenampilan modern dengan sepasang headset di kepalanya mulai bertanya mengenai asal usul sang kakek tanpa canggung sama sekali. Tak lama kemudian, sang pemuda mengeluarkan selembar uang 100 ribu rupiah dari dompetnya dan memberikannya ke sang kakek. Tapi apa yang terjadi kemudian? Kakek itu malah menolak pemberian itu.
"Sungguh agamaku melarangku menjadi seorang pengemis yang menengadahkan tangan menunggu bantuan uang dari si tuan kaya raya, kuyakin Tuhanku Maha Kaya, sangat kaya. Saya tahu niat ananda adalah untuk membantu kami, dan sungguh saya yakin bahwa Allah lah yang telah mengirimmu kepada kami, namun mohon maaf nak saya tak bisa menerima itu, saya tak ingin sebuah kisah dari perjalanan perjuangan hidup kami mencari rezeki, terdapat sebuah kisah bahwa kami menerima uang dari orang lain dikarenakan kasihan dengan kondisi kami. Saya yakin nak, sebentar lagi Allah akan memberikan rezeki bagi kami dengan cara yang lebih baik dari ini, iya saya yakin sebentar lagi nak, sebentar lagi," ucap kakek kepada sang pemuda.
Kata-kata yang meluncur dari mulut sang kakek benar-benar seperti butiran mutiara indah yang menggugah hati nurani kita semua, ya Ladies. Hati siapa yang tak akan luluh dan bergetar mendengar kata-kata kakek ini.
Kakek yang tidak diketahui namanya ini kemudian turun di Stasiun Gondangdia bersama istrinya. Wahyu yang menyaksikan dan mendengarkan langsung ucapan sang kakek pun merasa malu. "Semoga Allah memaafkan prasangka saya yang menganggap Bapak dan Ibu itu adalah seorang pengemis. Sungguh mereka sebenar benarnya hamba Allah yang bertebaran di muka bumi dan mencari rezeki Allah layaknya seorang pahlawan," ungkapnya.
Walaupun belum diketahui pasti fakta dari kejadian ini, tapi ada hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini. Mengenai perspektif dan cara pandang kita terhadap orang lain. Tentang betapa mulianya hati-hati orang di sekitar kita yang seringkali kita pandang sebelah mata. Dan juga tentang betapa malunya kita jika kita terus mengeluh sementara rezeki dan segala sesuatunya pasti sudah diatur dengan baik oleh Sang Maha Pencipta.
- Banjir Pujian, Pengantin Muslim Letakkan Bunga di TKP Penyanderaan Sydney
- Meski Mamaku Single Mother, Aku Tetap Tumbuh Jadi Wanita Tangguh
- Mengharukan, Gadis 9 Tahun Tulis Surat Dukungan Untuk Gurunya
- Perceraian Tak Membuatku Rapuh, Kini Aku Bangkit Demi Anakku
- Tugce Albayrak, Kematiannya Membuat Dunia Berduka