Tingkatkan Upaya Keberlanjutan Melebihi Kepatuhan, Nestlé Akhiri Tahun dengan Tiga Penghargaan Baru

Fimela diperbarui 15 Des 2014, 18:40 WIB

Komitmen dalam menjalankan upaya-upaya keberlanjutan melebihi kepatuhan (beyond compliance) telah membawa Nestlé kembali meraih tiga penghargaan bergengsi minggu ini.

Pabrik Nestlé Kejayan di Jawa Timur dianugerahi penghargaan Indonesia Green Company Award 2014 untuk praktik-praktik keberlanjutan dan inovasi dalam acara malam apresiasi yang diselenggarakan SWA, Swanetwork dan yayasan KEHATI di Jakarta pada 11 Desember 2014 lalu.

“Melebihi kepatuhan terhadap hukum nasional, standar internasional serta Prinsip-prinsip Bisnis Nestlé, kami beroperasi dengan cara sedemikian rupa agar dapat menjaga lingkungan bagi generasi mendatang,” papar Arshad Chaudhry.

Di Nestlé, pandangan ini telah membawa kami kepada berbagai inovasi seperti memanfaatkan kembali air sisa proses evaporasi yang dilakukan pada proses produksi susu bubuk guna mengurangi konsumsi air. Air tersebut akan digunakan untuk proses produksi lebih lanjut di pabrik serta mengairi atau irigasi sawah-sawah yang berada di sekitar lokasi pabrik.

Dengan demikian, Pabrik Nestlé Kejayan berhasil mengurangi penggunaan air hingga 22 persen, konsumsi energi hingga 39 persen dan berkurangnya emisi CO2 serta limbah padat hingga 20 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Nestlé Indonesia secara konsisten berupaya untuk meningkatkan upaya-upaya di bidang keberlanjutan guna memastikan bahwa kehadiran mereka dapat menciptakan manfaat bersama tidak hanya untuk para pemegang saham, tetapi juga lebih penting lagi, bagi masyarakat luas.

“Di Nestlé, kami percaya bahwa untuk suatu perusahaan agar dapat meraih sukses dalam jangka waktu panjang, ia juga harus menciptakan manfaat bagi para pemangku kepentingannya,” ujar Arshad Chaudhry. “Kami menyebut hal ini sebagai ‘Creating Shared Value’ (CSV, Menciptakan Manfaat Bersama), suatu prinsip yang penting bagi bisnis kami.”

Minggu lalu tepatnya tanggal 2 Desember, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar juga menunjuk Pabrik Nestlé Kejayan sebagai salah satu pemenang Penghargaan PROPER Kategori Hijau untuk yang ketiga kalinya sejak 2010. Hal ini menegaskan bahwa Nestlé telah berhasil memenuhi kriteria untuk aplikasi sistem pengelolaan lingkungan, efisiensi sumber daya dan energi, 3R – mengurangi, memanfaatkan kembali, mendaur ulang atau reduce, reuse, recycle, penghematan air serta pengelolaan air limbah, dan juga pemberdayaan masyarakat.

Kementerian Lingkungan Hidup melalui PROPER, atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan, menilai berbagai perusahaan dalam kategori Hitam atau Merah untuk yang tidak taat, Biru untuk yang taat, dan Hijau atau Emas untuk kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance).

Untuk meningkatkan upaya Nestlé lebih jauh lagi, Arshad Chaudhry mengatakan, salah satu cara untuk memastikan suatu bisnis dapat terus berkelanjutan adalah dengan mematuhi standar pelaporan yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat memacu level manajemen untuk terus menggabungkan konsep keberlanjutan ke dalam strategi bisnis perusahaan dan membangun akuntabilitas melalui komunikasi yang transparan.

Pada bulan Februari tahun ini, Nestlé meluncurkan laporan CSV terkininya dalam acara Nestlé Indonesia CSV Forum 2014. Dalam laporan tersebut, Nestlé berbagi praktik-praktik terbaik dalam bidang keberlanjutan, terutama dalam memastikan keberlanjutan air, termasuk program pengelolaan air limbah, biopori, serta penggunaan air hujan di Pabrik Nestlé Karawan, Jawa Barat.

Komitmen tersebut serta kualitas laporan yang diberikan telah mengantarkan Nestlé menjadi peringkat ketiga untuk laporan berkelanjutan atau Best Sustainability Reporting 2014 kategori Manufaktur dalam acara malam penghargaan Sustainability Reporting Award (SRA) awal minggu ini di Jakarta (10/12).

“Melalui laporan ini, kami harap Nestlé dapat menginspirasi lebih banyak lagi pemangku kepentingan terkait untuk berkomitmen terhadap keberlanjutan  lebih dari yang disyaratkan,” kata Arshad Chaudhry.

“Seluruh komitmen kami dalam keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat merupakan cerminan kepercayaan kami bahwa dalam jangka waktu yang panjang, lingkungan, masyarakat, perekonomian, dan kinerja bisnis yang sehat akan saling menguatkan,” simpulnya.

(vem/feb)
What's On Fimela