Sudah bukan barang baru lagi, madu memang memberikan banyak manfaat untuk kesehatan. Orang-orang terdahulu sering memanfaatkan madu bahkan untuk bidang kesehatan maupun kecantikan.
Namun, baru di akhir abad ke-19 para ilmuwan menemukan bahwa madu memiliki kandungan senyawa antibakteri. Meski demikian, tidak semua jenis madu sama. Kandungan antibakteri dalam madu sangat tergantung oleh jenis nektar, kualitas tanah tempat tanaman sumber nektar tumbuh, cuaca, hingga cara ekstraksinya. New Zealand sebagai Negara yang masuk dalam 10 besar negara paling bersih di dunia tentu memberikan lingkungan yang mendukung bagi produk-produk yang berasal dari alam.
Salah satu madu yang mengandung antibakteri terbaik adalah madu Manuka yang berasal dari nektar bunga manuka. Suku bangsa asli di New Zealand, yakni bangsa Maori, sejak lama selalu menggunakan madu ini untuk pengobatan. Namun, belum diketahui apa yang membuat madu ini punya khasiat dalam pengobatan.
Pada tahun 1981 profesor Peter Molan dari Universitas Waikato New Zealand mengidentifikasi madu dari bunga Manuka (Leptospermum scoparium) memiliki kemampuan anti bakteri yang setara dengan cairan antiseptic phenol. Sampai akhir dari penelitiannya, Prof. Peter Molan tidak berhasil mengetahui, senyawa apa yang sesungguhnya terdapat pada madu manuka sehingga punya kemampuan anti bakteri.
Baru dalam penelitian yang dilakukan oleh Profesor Thomas Henle dari Jerman tahun 2008, terungkap adanya Methylglyoxal (MGO) sebagai senyawa antibakteri dalam madu Manuka. Prof. Peter Molan sebagai orang yang pertama kali menemukan kemampuan antibakteri dari madu manuka New Zealand, telah mengakui bahwa temuan Methylglyoxal (MGO) yang dilakukan Prof. Thomas Henle adalah hal yang selama ini dia cari.
Prof. Thomas Henle juga menemukan bahwa, ternyata TIDAK semua madu manuka memiliki kandungan methylglyoxal (MGO) yang bermanfaat sebagai antibakteri. Banyak madu manuka yang kandungan methylglyoxal nya sangat rendah sehingga tidak punya kemampuan antibakteri yang kuat.
Manuka Health New Zealand, adalah satu-satunya perusahaan yang mematenkan MGO sebagai upaya untuk memberikan informasi yang terbuka dan jelas kepada konsumen mengenai kandungan Methylglyoxal dalam madu manuka. Setiap angka dalam label MGO menjelaskan kandungan methylglyoxal dalam satuan miligram per kilogram madu. Jadi MGO 30+ artinya, terdapat minimal 30mg Methylglyoxal dalam 1 kilogram madu manuka.
Manuka Health New Zealand melakukan pengukuran MGO secara akurat dengan menggunakan metode yang ditemukan Prof. Thomas Henle, di laboratorium yang terakreditasi serta alat pengukur terbaru senilai 5 milliar Rupiah. Ada banyak produk madu manuka yang menyatakan bahwa produk madu manuka yang dijual sudah di uji di laboratorium independen yang belum tentu memiliki akreditasi, tidak menggunakan metode pengukuran yang tepat dan tidak memakai alat ukur yang sesuai karena nilai investasi alat yang cukup besar.
Tunggu apalagi Ladies? Bagi Anda yang ingin mendapatkan madu dengan kandungan antibakteri bersertifikat, Madu Manuka solusinya..
- Rayakan Momen Hari Ibu Bersama NIVEA 'I Love You, Mom'
- The Fabulous 5 of ZAP Luncurkan Underarm Brightening Treatment
- Pertama di Asia, Greenfields Luncurkan Varian Barunya, Susu Strawberry
- Tuesday Talk in Love: Women Inspiration Untuk Memajukan Anak Bangsa
- On Point Ballet School Mempersembahkan Ballet Tribute to Indonesian Folksongs di GIK