Mau Tukar Kupon Manicure di Salon, Malah Dipukuli Payung

Fimela diperbarui 22 Nov 2014, 17:27 WIB

Maksud hati ingin mendapatkan paket layanan kecantikan gratis, malah dipukuli dan terluka di sana-sini. Kejadian yang sepertinya dilatarbelakangi kesalahpahaman ini terjadi di Selegie Road, Singapura. 

Dilansir dari Stomp, wanita yang bernama Zhang melaporkan bahwa dirinya dipukul salah satu pekerja di salon itu dengan payung. Ia merasa pemukulan itu tanpa sebab yang ia ketahui. 

Awalnya wanita itu mendapatkan kupon senilai $39 atau senilai hampir Rp 400 ribu. Zhang juga sudah membuat janji dengan salon tersebut jam 7 malam pada hari Selasa. Namun saat ia datang pukul 5 sore, petugas di sana mengatakan bahwa tak ada catatan tentang perjanjian itu. 

Merasa sudah membayar, Zhang memutuskan untuk menunggu. Toh sepertinya hanya ada 1 pelanggan dan ia bisa dilayani seperti orang tersebut. Namun, tiba-tiba seorang karyawan menunjuk-nunjuk wajahnya dan mengusirnya keluar. "Dia bilang bahwa mereka tak menerima pelanggan sepertiku," kata Zhang.

Kemudian Zhang hendak memotret salon tersebut dengan ponselnya. Tapi, karyawan tersebut datang mengambil HPnya dan membantingnya ke tembok. Tak cukup sampai di situ, ia juga memukul Zhang dengan payung. Insiden itu menyebabkan Zhang mengalami lebam di beberapa bagian tubuh dan kukunya patah. 

Kasus ini kemudian ditangani pihak yang berwenang. Namun menurut kesaksian karyawan di sana, justru Zhang lah yang datang dengan berteriak-teriak. kejadian itu terekam dalam video 8 detik yang tak memperlihatkan adegan pemukulan. Saat dikonfirmasi pada pemilik salon, ia mengaku taka da di tempat saat kejadian. 

Karena masih belum jelas pihak mana yang benar dan salah, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan pada semua saksi. Pendapat netizen pada kasus ini pun terbagi dua.

Namun salah satu pendapat netizen mengatakan bahwa siapapun yang salah, sejak awal mestinya tak perlu ada kekerasan. Kalau sudah begini, keduanya saling tuding dan mirisnya, pemilik salon seolah lepas tangan dari kasus tersebut. 

Well, kekerasan memang tak pernah menghasilkan apa-apa selain luka, trauma dan masalah. Think again before we act. 

(vem/gil)