Mitos dan Fakta tentang Konsumsi Garam, Gula, dan Lemak

Fimela diperbarui 21 Nov 2014, 10:40 WIB

Tubuh kita memang dirancang untuk memakan hampir segala sesuatu. Tetapi jika melihat susunan gigi, maka kita sebenarnya lebih bersifat herbivora. Tapi kita memiliki gigi pengoyak dan sistem pencernaan yang dirancang untuk mencerna hampir segala sesuatu. Jadi menurut rancangan serta kebiasaan yang sudah dibangun selama tiga juga tahun,kita sebenarnya adalah sebuah konsep dan kata yang sangat membebaskan, yaitu pemakan segala atau omnivora.

Ladies, setelah kita tahu bahwa tubuh kita memang dirancang untuk memakan hampir segala sesuatu, kita perlu mengetahui sejumlah mitos yang perlu diluruskan supaya kita bisa meningkatkan kesehatan kita. Tony Buzan dalam bukunya Head Strong, memaparkan sejumlah mitos dan fakta yang berkaitan dengan konsumsi garam, gula, dan lemak. Untuk lebih jelasnya, simak saja uraiannya di bawah ini.

Mitos: Tubuh kita membutuhkan garam, jadi kita perlu menggunakan banyak garam dalam masakan kita.

Fakta: Tubuh kita memang membutuhkan garam. Tapi penting untuk diketahui bahwa kita perlu memiliki pola makan yang baik dan seimbang. Sebenarnya rata-rata kebutuhan garam harian setiap manusia adalah 1.000 miligram atau sekitar setengah sendok teh sehari. Jadi kita perlu mewaspadai asupan garam kita setiap harinya. Karena kalau konsumsi garam sudah melewati dosis yang disarankan, maka tekanan darah bisa naik, terutama bagi Anda yang memiliki tekanan darah tinggi (menurut Jurnal Kedokteran New England terbitan Januari 2001). Di samping itu risiko terkena stroke dan serangan jantung juga makin tinggi jika kita mengonsumi garam secara berlebihan.

Mitos: Gula bisa meningkatkan energi tubuh sehingga harus dimakan sebelum melakukan kegiatan jasmani atau mental.

Fakta: Kita memang butuh gula, tapi gula alami yaitu yang terkandung di dalam buah-buahan dan sayuran. Bagaimana dengan gula pasir? Gula pasir tidak mengandung gizi yang diperlukan untuk memproses dirinya. Jadi supaya gula pasir bisa digunakan, tubuh akan merampok dirinya sendiri dengan mengonsumsi cadangan vitamin B-nya. Itulah kenapa kita bisa merasa sangat berenergi dalam sesaat setelah mengonsumsi gula pasir, namun diikuti dengan hilangnya energi yang lebih besar daripada energi yang sudah diberikan gula pada awalnya. Setelah makan banyak gula, kita malah bisa merasa lemah dan depresi pada akhirnya.

Mitos: Lemak tidak baik bagi tubuh karena bisa menyebabkan diabetes, penyumbatan arteri, serangan jantung, meningkatkan kadar kolesterol dan juga tekanan darah. Belum lagi dengan laporan bahwa lemak bisa meningkatkan jumlah asam urat dan berperan dalam penyakit degeneratif serta penuaan dini.

Fakta: Yang benar adalah bahwa kelebihan lemak itu tidak baik bagi tubuh kita. Lemak juga memiliki peran penting untuk tubuh kita, tanpa lemak kita bisa saja mati. Lemak sebenarnya memiliki peran inti pada sebuah jaringan kerja komunikasi yang kompleks (menurut penelitian Simon Coppack di Royal London Medical School dan juga Steve O’Rahilly seorang ahli jaringan lemak Cambridge University).

Bahkan dari penemuan revolusioner tersebut ditemukan bahwa lemak merupakan organ raksasa yang disebarkan ke seluruh tubuh pada sejumlah penampungan khusus. Jadi lemak ini dikemas mengelilingi semua organ-organ di dalam tubuh kita untuk melindungi organ dari benturan. Kita bisa tetap hangat karena ada lemak. Lemak pun bisa memberi bantalan bagi sendi dan meningkatkan kemampuan sendi untuk memperbaiki serta memelihara diri sendiri.

Lemak ini juga bisa mengurangi peradangan dan merupakan bagian esensial dari sel-sel darah merah pembawa oksigen (hemoglobin) sehingga memungkinkan hemoglobin ini mengalir dengan mudah ke dalam kapiler. Jadi lemak penting dan diperlukan untuk tubuh, asalkan tidak berlebihan. Kitab bisa menjaga kesehatan tubuh kita dengan baik asalkan semua kebutuhan nutrisi bisa dipenuhi dengan cukup, tidak kurang dan tidak lebih.

(vem/nda)