Fimela.com, Jakarta Perempuan atau khususnya ibu rumah tangga menjadi salah satu orang yang kerap dikaitkan dengan penyakit menular seperti HIV-AIDS. Ya, ibu rumah tangga faktanya adalah kelompok masyarakat yang paling rentan terkena HIV-AIDS.
Fakta itu diungkapkan dari Laporan Kejadian HIV-AIDS Triwulan II Kementerian Kesehatan RI 2018. Dilaporkan hingga Juni 2018 sebanyak 301.959 orang dan 76,2 persen terinfeksi HIV yang disebabkan karena hubungan seksual tidak terproteksi.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Suksma Ratri sebagai ODHA (orang dengan HIV-AIDS sejak 2006) menjelaskan bahwa ibu rumah tangga mengidap HIV-AIDS karena mereka menganggap dirinya selalu aman. Padahal sebenarnya kelompok ibu tangga sudah tahu bahwa bagaimana cara penyebaran HIV dan virus tersebut berbahaya.
"Tapi mereka lupa, mungkin ada pasangan yang pernah melakukan tindakan berisiko (berganti pasangan seksual, napza suntik)," kata Ratri saat ditemui di acara Car Free Day Sudirman, Minggu (25/11).
Oleh karena itu, perempuan dan para ibu rumah tangga wajib mengikuti langkah TTM, seperti dijelaskan Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi dari RS. Brawijaya Antasari, Tirsa Verani.
TTM kata Tirsa merupakan singkatan yang menjadi langkah untuk mencegah infeksi HIV-AIDS. (T)ahan diri tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. (T)etap setia pada satu pasangan seksual. (M)ain aman dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual berisiko.
Selain itu, Ratri menambahkan agar para perempuan pada umumnya dan ibu rumah tangga pada khususnya mengajak pasangan untuk melakukan tes VCT (voluntary counseling and testing), untuk mengetahui apakah positif atau negatif mengidap HIV. Tes ini juga bermanfaat untuk masa depan para perempuan yang sudah tahu pasangannya berisiko HIV.
"Jadi cari tahu status kesehatan pasangan yang pernah melakukan tindakan berisiko. Jangan ada rahasia dan harus ada keterbukaan dengan pasangan. Kalau hasilnya HIV positif, mulai melakukan perencanaan kesehatan dengan cek lanjutan, untuk mengetahui sejauh mana sistem kekebalan tubuh. Karena yang diperlukan saling mendukung dengan pasangan," tutup Ratri.
Oleh karena itu, dalam rangka mendukung perilaku sehat masyarakat Indonesia, sekaligus menyambut Hari AIDS Sedunia 2018 yang jatuh pada 1 Desember, DKT Indonesia melalui Kondom Sutra kembali mengampanyekan #UbahHidupLo, untuk pencegahan HIV-AIDS dengan perilaku sehat.
"Momentum Hari AIDS Sedunia merupakan kesempatan bagi kami untuk 'educate ourselves' sejauh mana kita paham dan tahu tentang HIV-AIDS. Hanya 15 persen perempuan dan 16 persen laki-laki di Indonesia memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV. Padahal sudah selayaknya semua orang tahu dan sadar tentang tindakan pencegahan HIV untuk dirinya sendiri," jelas Project Manager #UbahHidupLo Daniel Tirta.
Sebagai informasi tambahan, Kampanye #UbahHidupLo disosialisasikan pertama kali pada awal Januari 2017, dengan melibatkan masyarakat di 24 pelabuhan di seluruh Indonesia. Tahun ini, Kondom Sutra mengedukasi pencegahan HIV-AIDS di lebih dari 23 wilayah kerja atau 20 ribu orang.