Mari Wujudkan Transplantasi Hati Untuk Cellista Dengan #Donasi20Ribu!

Fimela diperbarui 01 Nov 2014, 11:10 WIB

Setiap ibu  pasti menginginkan anaknya lahir secara normal. Namun, karena beberapa faktor tertentu, ada yang harus terpaksa melahirkan melalui operasi caesar dan ada pula anak yang harus terlahir premature sehingga membutuhkan perawatan medis secara intensif.

Hal ini terjadi pada si kembar Cellista R. Asanfa dan Mikhayla N. Asanfa  yang lahir premature dengan berat 1 kg dan 1,7 kg pada 11 Juli 2013 yang lalu, dilansir dari gimmegaiety.blogspot.com. Dan, seperti ibu pada umumnya, ibu bayi kembar ini pun ingin langsung pulang dan merawat anak-anaknya. Namun apalah daya, ternyata si kembar harus dirawat selama 2 bulan di rumah sakit karena diagnosa penyakit jantung bawaan tipe PFO (Patent Foramen Ovale) dan ASD (Atrial Septal Defect) serta kolestasis hati.

Seakan, ujian tak berhenti mendatangi si kembar Cellista dan Mikhayla. Mereka hampir setiap bulan dibawa ke rumah sakit untuk komplikasi penyakitnya. Ketika si kembar berusia 6 bulan, si kembar dirujuk di RSUD Moewardi, dan pada saat inilah mengalami Alagille Syndrome.

Alagille Syndrome adalah penyakit genetik yang mengganggu ginjal, hati, dan jantung. Parahnya, hingga saat ini masih belum ditemukan obat untuk penyakit ini sehingga penderita hanya bisa melakukan terapi karena termasuk penyakit yang cukup langka. Menurut Genetics Home Reference, diperkirakan penyakit ini dialami oleh 1 dari 70.000 bayi yang lahir hidup.

Penyakit Alagille Syndrome membuat tulang punggung si kembar berbentuk seperti butterfly dan mata mereka pun berwarna kuning kehitaman akibat organ hati yang rusak. Dan, penyakit langka ini juga membuat mereka melakukan operasi biosi di RSCM Jakarta. Namun, nyawa Mikhayla tak tertolong sehingga dia harus meninggalkan kembarannya.

Lalu, bagaimana dengan Cellista?

Ujian keluarga bu Fani dan pak Saryanto, orang tua si kembar, masih belum berakhir. Cellista masih bertahan hidup untuk memperjuangkan kesembuhannya. Karena penyakit yang diderita masih belum ada obatnya, dia harus melakukan transplantasi hati di Jepang dan tentu dengan biaya yang tidak sedikit.

Di Indonesia saja untuk transplantasi hati membutuhkan biaya antara 1 hingga 1,5 miliar. Namun, orang tua Cellista sudah mendaftar di RSCM Jepang dan mendapat diskon sehingga mereka membutuhkan sekitar Rp. 600juta. Jumlah uang yang masih tergolong sangat banyak.

Untuk membantu meringankan beban biaya untuk kesembuhan Cellista, mari kita bahu-membahu transplantasi hati untuk Cellista dengan #Donasi20Ribu dalam gerakan#HatiUntukCellista.  #Donasi20Ribu bisa ditransfer ke BCA 079-040-5773 a/n Roberta Fani atau BNI 033-500-7494 a/n Mikhayla N. Nomor kontak Ibu Fani (Mama Cellista): 0878-3627-0509.    

Berita selengkapnya bisa Anda simak di sini.

(vem/riz)
What's On Fimela