Hari Batik Nasional adalah hari perayaan nasional Indonesia, untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai warisan kemanusiaan pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Pada tanggal ini, beragam lapisan masyarakat dari pejabat pemerintah dan pegawai BUMN hingga pelajar disarankan untuk mengenakan batik.
Pada hari Kamis 2 Oktober 2014, Pasaraya Blok M Jakarta juga menyambut Hari Batik Nasional dengan menggelar Tribute to Batik. Maka dari itu, pada perayaan ini bersamaan pula Presiden terpilih Republik Indonesia, Joko Widodo, meresmikan acara Tribute to Batik. Dengan mengangkat tema Pasar Klewer, Solo pindah ke Jakarta dan menjadi berita utama dalam rangkaian acara istimewa yang diselenggarakan oleh Pasaraya sebagai bentuk penghargaan tertinggi untuk karya seni batik Indonesia yang kini telah mendunia.
Dalam pidatonya, Presiden terpilih Republik Indonesia, Joko Widodo menyampaikan, “Batik adalah sebuah produk industri kreatif Indonesia berbasis budaya. Dengan itu diharapkan semuanya bergerak, terutama industri industri kecil yang lain seperti tenun ikat, sarung goyor, industri bordir, dan lain-lain,” tutur Jokowi di Pasaraya Blok M Jakarta Selatan Kamis 2 Oktober 2014 lalu.
Beliau juga menambahkan, “Tetapi memang tetap membutuhkan sentuhan – sentuhan berbagai pihak misalnya perancang untuk memajukan usaha-usaha kecil atau mikro agar bisa dibawa ke tingkat yang lebih atas. Jika negara hadir di sini, saya yakin kita akan mempunyai usaha-usaha kecil atau mikro yang akan tumbuh dengan pesatnya. Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan pak Abdul Latif sebagai Pemimpin Usaha Pasaraya selama ini,” terang Bapak Presiden.
Jokowi begitu optimis akan kemampuan usaha-usaha kecil di Indonesia yang mempunyai kualitas akan bertumbuh di masa depan. Jokowi mengharapkan para duta besar di Indonesia tidak lagi hanya melakukan diplomasi politik, melainkan mulai mampu melakukan diplomasi dagang, sehingga bisa memperkenalkan, menjual, dan memasarkan produk-produk usaha kecil dan menengah yang ada di desa-desa di Indonesia, sehingga mereka terdorong untuk dapat menghasilkan barang-barang yang berkualitas baik.
Sementara itu, Medina Latief Harjani selaku President Director Pasaraya menyampaikan, “Pak Jokowi berkenan hadir dan meresmikan Pasar Klewer di Pasaraya, acara Tribute to Batik menyambut Hari Batik Nasional 2014. Gagasan Pak Jokowi untuk mengembangkan industri kreatif memiliki visi yang begitu tajam dalam konsep dan pengejawantahan ekonomi kerakyatan dan industri kreatif. Hal ini diyakini akan membuat industri batik akan lebih cepat berkembang,” ujar Medina Latief.
Pasaraya sebagai institusi usaha pertama dan terbesar saat ini telah menginjak usia ke-41 tahun dan terus mengembangkan usaha barang-barang kerajinan dan industri kecil dari seluruh kepulauan nusantara. Pasaraya secara sungguh-sungguh terus mengembangkan usaha industri kecil dan kerajinan sebagai hasil budaya bangsa yang sekarang berkembang menjadi industri kreatif dengan konsep pembinaan berkelanjutan bersama para pengusaha kecil dari seluruh kepulauan di Nusantara.
Pasar Klewer Solo Pindah ke Jakarta di Pasaraya jadi tema spesial dalam gelaran Pasaraya Tribute To Batik Indonesia kali ini. Selain dipilih khusus untuk menyambut dan memeriahkan Hari Batik Nasional, tema ini juga menjadi bentuk cerminan kesetiaan penuh yang senapas dengan semboyan ‘Pride of Indonesia’, untuk tanpa henti mencintai, mendukung dan menghargai batik Indonesia yang bernilai seni tinggi.
Tribute to Batik 2014 yang bertema Pasar Klewer ini tidak hanya menghadirkan ragam koleksi batik terbaik dari kalangan industri kreatif batik Solo, namun juga dari Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan dan Pesisir yang berjumlah lebih dari 80 pedagang batik.
Perhelatan Pasar Klewer pindah ke Jakarta di Pasaraya ini juga menghadirkan Semarak Kuliner Kota Batik di Dapuraya Pasaraya lower ground. Festival kuliner ini memberikan kesempatan bagus bagi masyarakat luas untuk menikmati berbagai sajian makanan dan minuman nikmat dari berbagai kota sentra batik.
Beberapa makanan bisa dicoba, seperti Empal Gentong, Reska Cirebon, Tahu Gejrot, Tip Top – Cirebon, Serabi Solo, Wong Solo – Solo, Tempe Mendoan, Angkringan – solo, Lumpia Semarang, Reska - Semarang, Bakpia Pia, Pathok – Yogya, Burung Dara, Terang Bulan - Yogya, dan Nasi Jamblang.
Bukan hanya itu, juga ada Ibu Surip – Cirebon, Nasi Lengko, Cirebon – Cirebon, Sate Kere, Cambut Ramba, Tengkleng, Timlo Solo - Ibu Diah – Solo, Mie Kadin – Yogya, Iga Bakar , Sate Kikil, Sate Bebek - Mbah Lamin – Semarang, Nasi Liwet, Gudeg - Yu' Jimah – Yogya, Tape Bakar Kinca Durian, Tape Bakar Keju Coklat, Tape Bakar Kacang Coklat - Mang Dadang – Cirebon dan Selat Solo, Pecel Nasi, Es Paya, Es Ketan Hitam - Iga Marwani – Solo.
(vem/yun/feb)