Ayo, Cintai Makanan Lokal Untuk Selamatkan Bumi Kita!

Fimela diperbarui 29 Sep 2014, 14:06 WIB

Makan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Tanpa disadari, tujuan kita bekerja juga untuk mencari makan. Sementara itu, kita lebih memilih bahan pangan impor yang pertaniannya berada ratusan mil jauhnya tanpa mengetahui dampak yang terjadi karena keputusan kita tersebut. Tidak hanya itu, terkadang bahan pangan tersebut dipanen sebelum waktunya demi menjaga agar tidak busuk ketika sampai di tangan konsumen sehingga nutrisi yang terkandung pun belum maksimal.

Dalam acara peluncuran Eat Local, Ketua Agritektur, Robbi Zidna Ilman menjelaskan kepada media “Eat Local adalah sebuah kampanye mandiri yang bertujuan untuk menyelamatkan bumi dengan cara membeli dan makan makanan lokal." Kegiatan ini ada karena kondisi yang ada sekarang, di mana
penduduk kota Besar seperti Jakarta atau Bandung, banyak yang tidak mengetahui dari mana makanan yang terhidang di meja mereka berasal. Mereka tidak paham seberapa segar produk yang mereka beli dan bahkan tidak tahu pada bumi ini.

Eat Local diadakan sekaligus juga untuk memperingati Hari Tani Sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 September. Melalui kegiatan Eat Local, Para petani lokal menjadi lebih dekat kepada konsumen serta mendapatkan kesempatan untuk membuka jaringan bisnis baru. Konsumen mendapatkan bahan pangan
segar yang dipanen hanya beberapa jam sebelum sampai di tangan mereka.

Produk lokal, meskipun bukan bahan pangan organik, memiliki rasa yang lebih baik dan nutrisi yang lebih tinggi karena dipanen pada saat benar-benar matang dan dijual segar segera setelah komoditas tersebut dipanen. Manfaat lain yang tidak kalah penting juga, secara tidak langsung telah mendukung para petani lokal dan membantu perekonomian mereka.

Untuk meramaikan kegiatan Eat Local, Agritektur mengajak beberapa petani yang sudah menjadi rekan mereka untuk hadir dan menjual hasil panennya. Salah satunya adalah Asep Kurnia, petani herbal asal Desa Ciburial, Bandung, Jawa Barat yang lebih akrab dipanggil Kang Asep. Selama ini Kang Asep telah
banyak ikut dalam kegiatan yang dilakukan oleh Agritektur. "Saya ingin usaha saya berkembang, dan melalui kegiatan ini saya bertemu orang baru jadi bisa banyak ngobrol dan tukar info," ungkap Kang Asep. Selain Kang Asep, dalam kegiatan Eat Local ini juga hadir petani-petani lokal lainnya.

"Kita harus lebih banyak mendukung dan menghargai para petani-petani seperti Kang Asep dan rekan-rekannya ini. Langkah ini mungkin kecil tetapi kita yakin dapat memberikan hasil yang positif," lanjut Robbi. Dengan mengetahui kinerja para petani, diharapkan kita pun akan lebih menghargai makanan yang kita makan dan tentu lebih memilih makanan lokal agar petani dapat lebih sejahtera.

Selama dua hari berturut-turut, dalam kegiatan Eat Local ini akan diadakan Parappa (Pasar Para Patani), Makan Udunan, beragam workshop yang akan dipandu oleh rekan dari Agritektur, seperti membuat butter dan cupping coffee. Kemudian akan ada juga Rawcal yang dipandu oleh Max dan Helga dari Burgreens Raw Explorers."Kalau kita peduli terhadap bumi dengan mengurangi dampak global warming, dan ingin berusaha memberikan kehidupan yang layak untuk anak cucu ke depan, cobalah mulai berpartisipasi untuk membeli makanan lokal," tambah Robbi.

Eat Local merupakan salah satu kegiatan Agritektur yang diadakan di Jakarta, sebelumnya Agritektur telah lebih banyak melakukan kegiatan serupa di Bandung seperti Parappa (Pasar Para Patani), Camp on Farm dan Secret Dining. Agritektur membawa kegiatan ini ke Jakarta agar masyarakat Jakarta lebih
mendukung petani lokal dan mengajak masyarakat lebih berpartisipasi aktif mendukung penyelamatan bumi dengan cara yang paling mudah dan paling nikmat, yaitu makan.

(vem/riz)