Hidup Harus Tetap Berjalan Meski Yang Tercinta Meninggalkan Kita Selamanya

Fimela diperbarui 05 Sep 2014, 14:43 WIB

Oleh: Winda Carmelita

Kelahiran dan kematian adalah dua hal yang pasti dialami setiap manusia di dunia ini. Semakin dewasa, kematian bagaikan pintu yang terbuka sewaktu-waktu bagi diri sendiri dan orang-orang tercinta di sekitar kita.

Saat orang yang kita sayangi meninggalkan kita selama-lamanya, kesedihan dan kehampaan menyeruak kala mengingat memori-memori indah bersama almarhum/almarhumah.

Benarkah Waktu Akan Mengobati Lukanya?

Banyak orang berkata, "Waktu akan mengobati kesedihanmu." Tetapi sampai kapan? Tak ada yang tahu. Penyesalan demi penyesalan terus hadir dalam diri kita. Waktu takkan bisa mengobati luka dan kehampaan. Satu-satunya yang bisa mengobati luka dan kehampaan adalah berhenti dari penyesalan. Semakin kita berada dalam lingkaran kemuraman, kondisi semakin memburuk. Percayalah, Tuhan tidak akan mengirimkan hujan tanpa pelangi sesudahnya.

Belajar Menerima Kenyataan

Betapapun penyesalan dan kepahitan terhadap almarhum/almarhumah, satu hal yang pasti adalah Anda harus belajar menerima kenyataan. Mencucurkan air mata adalah cara yang wajar untuk melegakan perasaan. Kesepian adalah perasaan yang seringkali membuat rasa pedih semakin menjadi-jadi. Tetapi banyak orang yang memilih untuk melompat .. melompat dari genangan air mata dengan kesadaran yang kuat bahwa hidup harus tetap berjalan, apapun yang terjadi.

Semua orang pastinya akan berpulang. Tinggal waktunya saja yang berbeda-beda. Percayalah, Tuhan pasti punya rencana dan ujian tidak melebihi kemampuan kita. Tuhan tidak pernah main-main dengan segala yang terjadi pada kehidupan kita. Keikhlasan adalah jawabannya.
 

"God doesn't play a dice." - Albert Einstein

(vem/wnd)

Tag Terkait