Gila Belanja, Wanita Ini Harus Menanggung Hutang Ratusan Juta Rupiah

Fimela diperbarui 02 Sep 2014, 12:10 WIB

Semuanya bermula ketika Emma Sims (41 tahun) masih remaja. Saat itu ibunya sering mengajaknya belanja sebagai 'obat penyembuh' dari tindakan bullying yang diterima Emma di sekolah. Dan sejak saat itu, Emma jadi ketagihan belanja dan kini ia harus menanggung hutang sebesar 40.000 poundsterling atau sekitar 760 juta rupiah.

Gila Belanja dan Depresi
Dilansir dari dailymail.co.uk, kebiasaan belanja Emma menjadi tidak terkontrol ketika ia mengalami depresi berat pada tahun 2011. Saat itu ia menghabiskan 2.000 poundsterling (sekitar 38 juta rupiah) untuk membeli baju, tas, dan sepatu secara online. Pada akhirnya Emma dan suaminya Andrew (38 tahun) harus menjual rumahnya dan pindah ke rumah orang tua Andrew.

Sayangnya setelah rumah dijual pun, hutang Emma masih belum bisa terlunasi semuanya. Sekarang ia masih berjuang untuk melunasi semua hutang dan berusaha untuk mengontrol kecanduan belanjanya.

Penggunaan Kartu Kredit yang Berlebihan
Kebiasaan belanja yang Emma peroleh adalah karena pengaruh ibunya yang selalu mengajaknya pergi belanja dan membelikan apapun yang ia suka demi menghilangkan rasa trauma akibat di-bully di sekolah. Wanita yang bekerja sebagai pegawai kantoran ini pun membuat alibi bahwa dia belanja karena merasa ada kebutuhan untuk membeli ini dan itu.

"Saya selalu coba berusaha dan bertanya pada diri sendiri apakah saya benar-benar membutuhkan barang yang akan sangat beli, tapi pada akhirnya saya selalu membuat alasan untuk membeli. Sangat sulit untuk berhenti karena tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saya selalu merasa butuh untuk membeli ini dan itu," jelas Emma.


Saat Emma menikah pada tahun 2005, ia membiayai semua pernikahan dan perjalanan bulan madunya dengan kartu kredit. Karena merasa bisa mendapatkan kemudahan dalam penggunaan kartu kredit dengan bunga nol persen, Emma jadi merasa lebih bebas untuk belanja.

Depresi Semakin Membuat Emma Gila Belanja
Ketika pada tahun 2011, Emma dan suaminya menjalani proses perceraian . Saat itu ia mengalami depresi berat dan kondisinya malah semakin parah saat itu. Dan dalam kondisi depresi itu, ia malah semakin gila belanja karena menurutnya belanja bisa membuat dirinya merasa lebih tenang dan santai.

"Saya belanja secara online, dengan begitu saya bisa merasa seolah-olah saya sedang tidak belanja, " terang Emma. Ia bisa membeli semua barang dengan warna yang berbeda-beda. Dan ketika sudah dipakai sekali, ia sudah kehilangan selera untuk memakainya lagi. Hampir setiap bulan, Emma bisa menghabiskan 2.000 dolar atau sekitar 38 juta rupiah untuk belanja.

Saat ini Emma sedang berusaha untuk sembuh dari kebiasaan gila belanjanya. Ia juga melakukan proses pengobatan dengan bantuan seorang terapis.

Ladies, sebaiknya kita harus lebih bijak lagi ketika belanja ya. Apalagi dengan semakin mudahnya penggunaan kartu kredit. Jangan sampai kegiatan belanja malah membuat kita merasa sengsara atau menanggung beban hutang yang berat dalam hidup kita.

(vem/nda)