Menggendong bayi tentu tidak boleh sembarangan apalagi mengingat tulang bayi yang masih sangat lunak dan mudah mengalami cedera. Baik menggendong dengan tangan maupun dengan menggunakan kain yang diselempangkan. Beberapa dari Anda mungkin lebih memilih menggunakan kain yang lebih praktis dan tangan tidak mudah pegal.
Menggendong bayi juga dipercaya akan makin mendekatkan hubungan emosional dengan bayi. Pasalnya, saat Anda menggendong bayi, Anda bisa melihat lebih jelas raut mukanya, sehingga Anda lebih memahami ekspresi bayi. Begitu juga sebaliknya, bayi akan melihat wajah Anda dan lebih mengenali Anda dibandingkan yang jarang bertatap muka langsung.
Akan tetapi, menggendong bayi dengan kain pun punya aturan supaya bayi tidak cedera, dilansir dari MeetDoctor.com. Otot-otot pada leher bayi masih sangat lemah. Di bulan awal kelahirannya, bayi bahkan belum dapat mengontrol kepalanya sendiri. Bayi pun belum bisa menegakkan kepala, sehingga lehernya masih harus disangga.
Nah, penggunaan kain gendongan salah seperti ikatan kain terlalu kencang akan menekan kepalanya (hidung dan mulut). Atau, bayi akan kesulitan bernafas bila posisi kepala bayi terlalu menekuk ke bagian dada. Kematian pada bayi adalah risiko terbesar jika cara Anda menggendong bayi keliru.
Maka, untuk menghindari bahaya tersebut, pastikan wajah bayi tidak tertutup oleh kain dan Anda dapat melihat wajahnya. Terutama jika Anda menggendong sambil menyusui. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati jika Anda membungkuk, misalnya untuk duduk atau mengambil sesuatu yang jatuh. Anda lebih baik membungkuk dengan bertumpu pada lutut. Hal ini juga berguna untuk menghindari bayi jatuh dan cedera.
Anda juga tidak ingin kan Ladies sang buah hati mengalami cedera? Makanya, lebih berhati-hatilah saat menggendongnya.
Sumber: MeetDoctor.com
(vem/riz)