Ladies, Indonesia tadinya merupakan penghasil teh ke-5 terbesar di dunia, lho. Namun saat ini peringkat tersebut turun menjadi peringkat ke-8. Padahal minat masyarakat dunia akan teh Indonesia justru sedang naik. Apa sih keistimewaan teh Indonesia?
Nah, sudah saatnya Anda juga mengenal keistimewaan teh Indonesia yang banyak dicari oleh berbagai masyarakat mancanegara.
Sejarah teh di Tanah Air
Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684 dibawa dari Jepang oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer. Bunga ini awalnya ditanam sebagai tanaman hias di Batavia.
Setelah pemerintahan Inggris berakhir, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani dan tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya. Setahun kemudian, tanaman teh ikut ditanam di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini, penanaman dalam skala luas mulai dilakukan di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng Gunung Raung (Banyuwangi). Pada abad ke-18 pabrik-pabrik pengemasan teh mulai berdiri.
Teh jenis assamica mulai masuk ke Indonesia (Jawa) pada tahun 1877 yang didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat). Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, penanaman teh sinensis kemudian diganti dengan teh assamica yang kemudian membuat perkebunan teh Indonesia semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun, Sumatera Utara.
Jenis-jenis Teh Nusantara
Ada berbagai jenis teh di negara kita. Yuk, simak apa saja teh-teh yang tersedia di Nusantara!
Teh Hitam atau Teh Merah
Pengolahan teh hitam terdiri dari beberapa tahap. Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam dibedakan dalam tiga jenis teh, yaitu teh daun, teh remuk, dan teh bubuk. Kebanyakan teh di Indonesia merupakan teh hitam.
Teh hijau
Teh hijau adalah teh yang diolah tanpa fermentasi. Cara pengolahan ini adalah teknik yang paling tua, yaitu digunakan sejak manusia pertama kali mengenal tanaman teh. Di Indonesia, 90% teh rakyat diolah menjadi teh hijau dengan peralatan sederhana. Wilayah Jawa Barat merupakan penghasil utama teh hijau.
Teh Oolong
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari. Teh Oolong ini sudah ada di Indonesia sejak 18 tahun yang lalu, namun kebanyakan penikmatnya adalah masyarakat etnis China. Sementara untuk masyarakat pribumi sendiri baru mengenal teh ini sekitar 5 tahun lalu, itupun masih segelintir orang yang tahu.
Teh melati
Teh hijau dari perkebunan teh rakyat ini, kemudian diproses lebih lanjut menjadi teh wangi atau teh melati (Jasmine Tea) untuk konsumsi di dalam negeri. Inilah jenis teh yang sangat populer dan sempat dianggap mewakili tipikal teh Indonesia, karena menjadi minuman sehari-hari di sebagian besar keluarga Indonesia. Di luar jenis teh ini, masyarakat Indonesia dahulu boleh dibilang memang tidak mengenal jenis teh lain.
Teh putih
Teh yang dipetik hanya dalam waktu dua hari (Supreme Grade) setiap tahunnya pada awal musim semi, saat tunas daun teh belum terbuka dan masih diselimuti bulu-bulu halus berwarna putih. Pemrosesan teh putih dilakukan secara tradisional, alami dan sangat minimal, dimana hanya meliputi pelayuan dan pengeringan segera setelah proses pemetikan dilakukan.
Teh putih dikeringkan secara alami dengan bantuan angin dan sinar matahari pegunungan, tanpa melalui proses fermentasi maupun penggilingan sehingga tidak merusak bentuk teh putih yang sebenarnya. Indonesia telah mampu menghasilkan teh putih dengan nilai jual yang sangat tinggi, berasal dari wilayah Gambung, Kabupaten Bandung Barat. Harga jual teh putih siap konsumsi paling mahal, yaitu lebih dari Rp 1 juta per kilogram.
Cara Menikmati Teh Indonesia
DI Indonesia memang tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok dalam menikmati teh di satu daerah dan daerah lainnya. Namun teh merupakan salah satu tolok ukur bagi penduduk di Jawa untuk menentukan, apakah sebuah rumah makan atau warung layak disinggahi atau tidak.
Masyarakat Indonesia secara umum menikmati teh dengan cara yang unik. Berbeda dengan orang dari negara lain. Yaitu, dengan mencampur racikan teh mereka dengan jahe, serai atau kayu manis untuk menambahkan rasa dan aromanya.
Beberapa cara menikmati teh di nusantara misalnya:
- Di daerah Garut, penduduk setempat biasanya mencampurkan teh dengan chamomile yang mereka sebut dengan kembang teh. Bunga chamomile biasanya langsung ditabur, disatukan dengan daun teh kering.
- Daerah Sumatera Utara, familiar dengan teh tariknya. Teh dicampur susu dituang bolak balik dari satu gelas ke gelas yang lain secara berulang-ulang yang menyebabkan minuman menjadi berbusa. Cara ini persis dengan cara yang berlaku di Malaysia. Tampaknya budaya ini dipengaruhi dengan kebiasaan minum teh susu di India. Bedanya kalau di India, teh dan susu langsung direbus bersama dengan rempah-rempah, seperti cengkeh, kapulaga, jahe dan kayumanis.
- Di Sumatera Barat lain lagi. Disini teh dicampur dengan telur, yang terkenal dengan sebutan teh talua.
- Daerah Tegal dan sekitarnya menyebar ke daerah lain dikenal dengan teh Pocinya. Disini poci merupakan teko yang terbuat dari tanah liat dengan ukuran yang hanya cukup untuk 2 cangkir kecil saja. Teh yang digunakan adalah teh hijau wangi melati. Pemanis yang digunakan adalah gula batu yang tidak boleh diaduk. Cukup digoyang sedikit cangkirnya dengan filosofi; hidup ini awalnya pahit. Kita harus bersabar sehingga di akhir nanti kita akan mendapatkan manisnya.
- Di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Surakarta, terdapat berbagai macam merek teh lokal, seperti Gopek, Nyapu, Gardhu dan Sintren. Umumnya orang daerah itu gemar mencampur beberapa merek teh untuk menghasilkan citarasa teh yang diinginkan. Setelah itu teh dinikmati dengan menyeruput tehnya terlebih dahulu, lalu menggigit potongan gula Jawa. Sehingga rasa manisnya akan tercampur di mulut dengan sendirinya.
Daerah penghasil teh di Indonesia
Teh Indonesia dihasilkan dari Pulau Jawa dan Sumatera. Beberapa tempat di Sumatera yang menghasilkan teh dengan mutu baik, antara lain:
Simalungun, Sumatera Utara
Dataran tinggi Kabupaten Simalungun memiliki tiga kebun teh besar, yaitu kebun Bah Butong, Sidamanik dan Toba Sari. Teh Bah Butong merupakan yang paling terkenal dan memiliki konsumen fanatik sampai ke negara tetangga Malaysia. Dahulu teh ini bahkan sempat dipasarkan di Eropa.
Kerinci, Jambi
Teh yang terkenal di daerah ini adalah teh Kayu Aro dengan perkebunan seluas 3000 hektar dan menghasilkan panen 80 ton daun teh basah perharinya. Perusahaan Teh Kayu Aro merupakan penyalur teh-teh terbaik di dunia. Kualitas teh yang dihasilkan, diakui sebagai yang nomor 1 oleh pasar teh dunia. Hal ini karena, Teh Kayu Aro memiliki aroma yang kuat. Tidak heran jika teh hasil olahan perusahaan yang berada di daerah dengan slogan Sakti Alam Kerinci ini dinikmati oleh bangsawan Eropa, diantaranya adalah Ratu Elizabeth dari Inggris dan Ratu Beatrix dari Belanda.
Sedangkan di Pulau Jawa, daerah penghasil teh tersebar, antara lain di:
Ciwidey, Jawa Barat
Di kawasan Ciwidey ini, terdapat beberapa perkebunan teh di antaranya Rancabali, Malabar, Pangalengan, dan Gununghalu. Di Kebun teh Rancabali, misalnya, pengunjung juga dapat melakukan kunjungan wisata dan melihat proses penanaman, pembibitan, pembukaan lahan, pemeliharaan, pementikan sampai pengolahan teh.
Puncak Bogor, Jawa Barat
Jika sering berkunjung ke puncak, maka nama Perkebunan Teh Gunung Mas tak asing lagi di telinga Anda. Perkebunan yang dikelola oleh PTP Nusantara VII ini berada di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Bogor.
Brebes, Jawa Tengah
Brebes bagian selatan, tepatnya di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, terdapat sebuah agrowisata yang kaya akan unsur sejarah. Kebun Teh Kaligua merupakan warisan pemerintah kolonial Belanda, yang pabriknya dibangun pada tahun 1889. Perkebunan ini terkenal sebagai penghasil teh hitam (black tea) dalam kemasan celup dan serbuk.
Wonosobo, Jawa Tengah
16 Kilometer sebelah Utara Wonosobo, di lereng sebelah barat daya Gunung Sindoro, ternyata terdapat sebuah agrowisata yang juga merupakan peninggalan kolonial Belanda. Perkebunan Teh Tambi memiliki luas 829,14 hektar, yang sekarang dikelola langsung oleh PT Tambi.
Malang, Jawa Timur
Kebun Teh Wonosari adalah salah satu agrowisata yang paling diminati di Malang. Letaknya yang persis di lereng Gunung Arjuna membuat perkebunan ini memiliki panorama yang sangat indah, lengkap dengan latar belakang pegunungan. Letaknya sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Malang.