Ibu mana yang tidak hancur hatinya mengetahui putri tercintanya harus kehilangan nyawa dengan cara yang tragis. Perasaan inilah yang dirasakan oleh Sharom Ibrahim, ibu dari salah satu pramugari yang bertugas pada pesawat naas MH17, Shazana Mohamad Saleh.
Shazana termasuk dalam 15 kru yang juga dinyatakan meninggal dunia bersama 283 penumpang lainnya dalam pesawat yang jatuh tertembak di wilayah Ukraina.
Sang ibu mengaku telah berulang kali meminta Shazana untuk pindah dari pekerjaannya sebagai pramugari. Terlebih setelah kejadian hilangnya pesawat MH370. Namun Sazhana menolak dan mengatakan orang berjalan kaki di tepi jalan pun dapat mengalami kematian.
Menurut sang ibu, setidaknya resiko pekerjaan lain tidak sampai menyebabkan seseorang terlupakan karena tidak memiliki kuburan. Tetapi, kesukaan sang gadis pada traveling menyebabkan dirinya tidak ingin meninggalkan pekerjaan yang telah dijalaninya selama 9 tahun itu.
Sharom yang mengaku terakhir kali bertemu putri tertuanya itu saat buka puasa 3 minggu yang lalu pun telah mengikhlaskan kepergian anaknya. Namun dia masih ingin putrinya itu dikuburkan secara layak.
"Saya menerima kematiannya. Saya hanya ingin dia tetap dapat diingat, paling tidak dia harus memiliki kuburan, " ungkap Sharom, seperti dilansir stomp.com.sg.
Semoga ibu beserta keluarga dari mendiang shazana diberi ketabahan atas musibah yang menimpa mereka, begitu pula dengan keluarga korban lain dari peristiwa tragis ini.
- Pramugari Cantik Ini Ikut Menjadi Korban Dalam Pesawat MH17
- Dua dari Ratusan Korban Pesawat MH17 Ternyata adalah Keponakan Vina Panduwinata
- Geger! Penumpang Pesawat MH17 Unggah Foto 'Jika Pesawat Hilang, Ini Penampakannya'
- 100 Hari Hilangnya Pesawat MH370 Dan Surat-Surat Mengharukan Dari Keluarga Korban
- Tersambar Petir, Namun Pesawat Masih Bisa Mendarat Dengan Selamat