Maraknya tren fashion berhijab membuat banyak desainer berlomba-lomba menghasilkan kreasi busana Muslim yang banyak diminati akhir-akhir ini. Apalagi, di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran seperti saat ini di mana sebagian besar kaum wanita sedang sibuk mencari busana Muslim. Belum lagi banyak bermunculan para desainer muda berbakat yang juga tertarik untuk menghadirkan koleksi busana Muslim.
Dengan mengusung tema Contemporary Ethnicity, majalah muslimah NooR kembali menggelar Lomba Rancang Busana Muslim (LRBM) 2014, Kamis 17 Juli 2014 di Puri Ratna Room, Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta. Tema ini diusung karena terinspirasi dari bertemunya desain Timur dan Barat yang kemudian seolah memberikan identitas tersendiri kepada hasil karya desainer busana muslim dalam negeri. Unik, etnis, tapi tetap kontemporer. Konsep East meets West ini sendiri sejatinya bukanlah hal baru di dunia rancang-merancang tanah air. Namun, konsep tersebut menimbulkan efek berbeda terhadap koleksi desain busana muslim.
”Demikian juga koleksi karya para finalis LRBM diharapkan selaras dengan tren masa kini, tapi tetap memiliki karakter tersendiri yang membuatnya berbeda,” ujar Ketua LRBM majalah muslimah NooR 2014, Putri Wulan.
Tahun ini menjadi tahun penyelenggaraan LRBM yang kesepuluh. Dari panggung kreativitas rancang-merancang busana muslim ini telah dihasilkan beberapa nama besar desainer tanah air di antaranya Irna Mutiara, Hanny Hananto, Lenny Agustin, Najua Yanti, Jeny Tjahyawati, Lia Afif, Safartiwi Gadeng, dan Dian Wahyu Utami atau yang lebih dikenal dengan na ma Dian Pelangi, dan masih banyak lagi. LRBM telah menjadi ajang bagi para calon desainer muda berbakat tanah air yang ingin terus tumbuh menjadi besar dalam mengasah kreativitas dan kemampuan mereka.
Dari penjurian tahap satu LRBM 2014 yang telah dilakukan 26 Februari 2014, sebanyak 184 karya sketsa busana muslim dari 174 peserta masuk ke meja Panitia LRBM 2014 untuk dinilai oleh Dewan Juri. Para peserta itu berasal dari Sulawesi, Kalimantan, Aceh, Bandung, Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Malang, dan Cina (Tiongkok). Sementara itu, Dewan Juri yang berkompeten menilai karya para peserta terdiri dari Sri Artaria Alisjahbana (pemimpin umum majalah NooR), Lenny Agustin (desainer dan pemilik brand Lennor), Nuniek Mawardi (desainer dan pemilik brand Nuniek Mawardi), Irna Mutiara (desainer dan pemilik brand Irna Laperle dan Up2Date), Tina Martina, A.T., M.Si. (dosen dan ketua Jurusan Barang Jadi Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung), Kleting Titis Wigati (juri tamu, desainer, dan pemilik brand Kle), Ina Binandari (juri tamu, marcomm & creative general manager elzatta hijab), dan Elsa Maharani (juri tamu, public relations Wardah Cosmetics).
Acara Grand Final LRBM yang hanya boleh dihadiri kaum perempuan ini dipandu oleh Syifa Fauzia (Ketua Hijabers Community Jakarta). Tak ketinggalan juga acara charity untuk Palestina, bazar berbagai produk fashion, kosmetika, hingga jasa travel umrah dan haji ikut menyukseskan terselenggaranya Grand Final LRBM kali ini. Dengan digelarnya LRBM, sebagai salah satu upaya mendukung tujuan Indonesia menjadi Kiblat Fashion Muslim Dunia 2020, para muslimah insya Allah akan terus terbangkitkan semangatnya untuk selalu berkreasi.
Semakin banyaknya para desainer berbakat ini diharapkan mereka akan terus semangat berkreasi dan mampu membuat Indonesia menjadi Kiblat Fashion Muslim Dunia 2020.
(vem/riz)