Saat kita menemukan baju yang kita suka, pasti akan senang bukan kepalang. Di pikiran kita cuma ada bayangan bahwa baju itu buatan sebuah konveksi atau brand ternama. Atau simpelnya, baju itu hanya hasil produksi untuk konsumen.
Tapi, pernah nggak kita membayangkan siapa yang mengerjakan dan bagaimana ia mengorbankan waktunya untuk mengerjakan pakaian itu? Sebagian besar mungkin tak peduli, sampai mereka menjadi Rebecca Gallagher.
Wanita ini sangat senang saat menemukan pakaian motif bunga yang dibelinya di sebuah toko senilai $170 itu. Namun ketika ia menemukan sebuah label dengan tulisan "forced to work exhausting hours" di dalam baju tersebut, Rebecca jadi enggan menggunakannya. Ia tak mau memakai pakaian yang merupakan hasil dari eksploitasi pekerja.
"Aku sangat terkejut kala menemukan label tersebut. Tulisannya benar-benar dijahit dengan tangan," cerita Rebecca.
Label yang kelihatan seperti sebuah curhatan minta tolong itu seketika membunuh keinginan Rebecca untuk menggunakan pakaian tersebut. Bahkan, saat Rebecca menghubungi ke Primark sebagai produsen pakaian tersebut, ia hanya diminta menunggu 15 menit sebelum akhirnya sambungan tersebut diputus.
Sementara itu juru bicara Primark hanya mengatakan bahwa mereka akan menangani lebih lanjut ketika konsumen mereka sudah memberikan bukti pakaian tersebut. Ternyata brand Primark sebelumnya sudah pernah dikritik atas isu eksploitasi tenaga kerja, dilansir dari Mirror.
Sebelumnya Rebecca tak pernah membeli pakaian dengan membayangkan sejauh ini. Namun setelah ia mengetahui fakta mengerikan dari apa yang terjadi di balik dress bunga-bunga kesukaannya, ia jadi tidak tega untuk menawar pakaian yang dibelinya.
- Setelah Menonton Ini Anda Akan Berpikir Lagi Untuk Ngebut di Jalanan
- Rekaman Miris, Ibu Tendang Anak Perempuannya di Stasiun Tokyo
- Kami Berikan Mata Ini Agar Engkau Bisa Melihat Indahnya Dunia, Nak
- Ingin Secantik Fan Bing Bing, Hidung Model Cantik Jadi Bengkok
- Perutnya Ditikam Ketika Hamil Tua, Keajaiban Bayinya Lahir Selamat!