Detik-Detik Mengharukan Mempelai Pria Yang Menikah Sebelum Ia Meninggal

Fimela diperbarui 26 Jun 2014, 12:40 WIB

Hari pernikahan selalu menjadi hari yang indah. Penuh dengan persiapan, rasa excited bahkan deg-degan. Semua sibuk, semua indah dan hanya ada air mata bahagia. Namun pernikahan yang satu ini diiringi dengan air mata bahagia, sekaligus duka.

Rowden dan Leizel adalah sepasang insan yang berencana menautkan cinta mereka ke gerbang pernikahan pada Juli nanti, bertepatan dengan ulang tahun Rowden. Ternyata, pernikahan itu harus dipercepat dari rencana mereka, karena Rowden tak punya banyak waktu.

Pria 29 tahun itu divonis kanker liver stadium IV pada bulan Mei lalu. Kondisinya terus menurun dan Rowden masih berharap ia bisa menikahi wanita yang ia cintai itu. Akhirnya dengan bantuan pihak rumah sakit, keluarga mencoba mewujudkan harapan Rowden itu. Mereka menggelar pernikahan Rowden dan Leizel di rumah sakit.

Video copyright Youtube/Hasset Go

Hanya 12 jam saja, waktu yang mereka gunakan untuk menyiapkan pernikahan Rowden dan Leizel. Meski begitu, sebisa mungkin mereka membuat suasana pernikahan itu indah dan khidmat demi Rowden. Meski masih tak bisa beranjak dari ranjangnya, Rowden tetap dirias sebagaimana seorang pengantin pria. 

Rowden dibawa ke koridor rumah sakit, di mana di sana ia bertemu dengan Leizel yang telah dirias secantik mungkin sebagai mempelai wanita. Leizel didampingi anak mereka berdua yang masih berusia 2 tahun. Senyum terpancar dari wajah Leizel, meski akhirnya ia tak bisa membendung air mata saat Rowden berada di sisinya.

Kedua pengantin itu kemudian mendapat pemberkatan dan bertukar cincin. Saat itu semua mengabadikan, mengiringi dan mendoakan pasangan ini. Air mata haru dan sedih bercucuran melihat Rowden yang menguatkan diri di waktu-waktu terakhirnya. Matanya kadang sayu dan nafasnya lemah, meski begitu ia masih bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang mengelilinginya.

11 Juni 2014, 10 jam setelah ia menikah, Rowden meninggal dunia. Ia memang tak lama merasakan kebahagiaan pernikahan bersama istrinya, namun ia meninggal dalam ketenangan. Keluarga telah merelakan Rowden, mereka mengelilinginya dengan kasih sayang dan mewujudkan keinginan terakhirnya.

Selamat jalan, Rowden. Meski kematian memisahkan dirinya dan Leizel, namun ia menikmati masa-masa terakhirnya dengan tersenyum dan bahagia.

(vem/gil)