Stres atau depresi bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa ataupun mereka yang masih berusia muda. Tekanan dalam hidup, trauma dan ketidakmampuan untuk mengolah setiap masalah kadang membuat seseorang mengalami tekanan mental. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah memberi obat antidepresan, namun pemberian obat ini justru bisa memicu tindakan bunuh diri.
Dilansir oleh Dailymail.co.uk, sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemberian obat antidepresan pada anak-anak dan remaja sebenarnya kurang tepat. Antara tahun 2003-2004, Federasi Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberi peringatan bahwa pemberian antidepresan berkaitan dengan peningkatan risiko bunuh diri, terutama pada anak dan remaja.
Akibat peringatan tersebut, penggunaan antidepresan di kalangan remaja menurun hingga 31 persen, 24 persen di kalangan orang dewasa. Namun hal terjadi di lapangan adalah, tidak ada perubahan berarti dalam jumlah kasus bunuh diri. Bunuh diri di berbagai kalangan tetap tinggi walaupun jumlah pemberian antidepresan berkurang.
Analisis dari Dr Mark Olfson, seorang profesor psikiatri di Columbia University Medical Center menunjukkan bahwa analisis bahwa obat jenis tertentu dapat menyebabkan bunuh diri harus kembali ditinjau. Peristiwa bunuh diri sendiri sering dikaitkan dengan lemahnya kontrol diri dan masyarakat.
Walau begitu, tetap diperlukan pemantauan pada pasien yang diberikan obat antidepresan. Tambahan bagi Anda yang mengonsumsi obat jenis ini, akan lebih baik jika selalu berkonsultasi ke dokter.
- Hebatnya Seniman Ini Membuat Barbie Secantik Selebritis Aslinya
- Salah Gaya Rambut, Penampilan 10 Seleb Cantik Ini Jadi Nggak Banget
- Karena Disayat Kaca Oleh Pria, Wajah Wanita Ini Luka Sangat Parah
- 10 Wedding Dress Terburuk Sepanjang Masa Para Selebritis
- Jangan Pernah Selfie di Tempat Ini Dan Jangan Tiru Mereka!