Tren Membuat Tato Curhat Setelah Cerai, Menyakitkan Tapi Membuat Lega

Fimela diperbarui 20 Jun 2014, 15:00 WIB

Puluhan tahun lalu, tato diidentikkan sebagai seni yang menyeramkan. Biasanya jika ada orang memakai tato, akan dianggap sebagai penjahat, narapidana, preman dan sebagainya. Tapi sekarang, kehadiran tato sudah menjadi bagian dari seni dan bisa diterima baik (walaupun belum semua orang bisa menerimanya).

Tato seringkali mewakili karakter si pemilik tato. Setiap gambar melambangkan simbol dan harapan tertentu. Setiap kata-kata menunjukkan harapan atau bisa jadi curhat. Kadang, tato dibuat untuk hal-hal bahagia, misalnya tanggal pernikahan, inisial nama pasangan atau anak, dan bukti cinta lainnya. Namun seiring makin banyaknya perceraian, ada juga tato memilukan dengan tema perpisahan.

Jika Anda berpikir perceraian sudah cukup menyakitkan, ada banyak orang memilih sakit sekali lagi secara fisik saat membuat tato perceraian. Mereka sengaja membuat tato bertema perpisahan berisi motivasi. Rasa kecewa dan kesedihan mendalam akibat perceraian pada akhirnya membuat jiwa seni mereka terasah dan mengabadikannya di tubuh mereka sendiri.

Anda bisa melihat dari foto dalam artikel ini, tato yang dibuat lebih berisi motivasi untuk diri mereka sendiri. Ada yang menggambarkan kebebasan, bahkan ada yang berjanji tidak akan menikah lagi pada tatonya. Kadang hidup memang tidak semanis yang direncanakan manusia, bila saat pahit itu datang, maka bisa menjadi sebuah cerita yang digoreskan dalam bentuk tato.

Masih ada beberapa tato perceraian lainnya dan tato janji untuk tidak menikah lagi. Silakan Anda lihat dalam galeri di bawah ini!

(vem/yel)