100 Hari Hilangnya Pesawat MH370 Dan Surat-Surat Mengharukan Dari Keluarga Korban

Fimela diperbarui 17 Jun 2014, 12:30 WIB

"Kami berharap mereka baik-baik saja dan akan kembali dengan selamat. Kami tidak akan pernah menyerah," demikian tulisan keluarga korban hilangnya pesawat MH370.

Walaupun 100 hari telah berlalu, mereka tetap optimis dan terus menunggu. Meskipun dunia sudah tidak lagi memberitakan tragedi ini, air mata keluarga korban masih mengalir, segenap doa masih terus dihaturkan pada Tuhan YME. Rasa kehilangan yang sangat lama dan tidak adanya kejelasan tentang pesawat MH370 membuat luka yang sangat dalam bagi keluarga korban.

Waktu terus berlalu dan duka itu masih tersisa hingga kini. Tanggal 15 Juni yang lalu menjadi hari ke 100 sejak hilangnya pesawat MH370. Dengan duka yang mendalam, keluarga korban menuliskan surat pendek dan foto korban di WeChat, seperti dilansir oleh stomp.com.sg.

Seorang wanita yang suaminya menjadi salah satu penumpang pesawat MH370 menuliskan:

Apa yang harus kami lakukan? Peristiwa ini sangat menyiksa dan saya tidak bisa membayangkan harus berapa lama lagi hidup dalam kondisi seperti ini. Saya sudah lelah mencoba hidup seperti tidak terjadi apa-apa, tapi saya tidak bisa. Saya tidak bisa lagi melihat senyum di wajah orang tua saya, dan anak perempuan saya berkali-kali menanyakan kenapa ayahnya tidak pernah pulang ke rumah.

Lu Xianchun menceritakan bahwa saudara kembarnya Lu Xianchu, juga menjadi penumpang pesawat MH370. Enam tahun yang lalu, Lu Xianchu menyumbangkan sel induk untuk menyembuhkan anemia aplastik yang diderita Lu Xianchun.

Saya tetap hidup karena kamu, tetapi sekarang kamu hilang secara misterius. Pulanglah kembali.

Kisah lain datang dari Wang Yongzhi, istrinya menjadi salah satu dari 153 penumpang dari China yang hilang. Dia menuliskan bahwa kehilangan istri membuatnya sangat kesepian, tidak berdaya, menderita dan rasanya seperti hancur berkeping-keping.

Tidak akan ada lagi kebahagiaan dalam hidup saya.

Demikian surat pendek yang ditulis oleh Wang Yongzhi.

Hal ini sangat dipahami. Ketika sebuah tragedi terjadi dan tidak ada kepastian sama sekali, keluarga korban jelas merasakan 'kehancuran', baik secara mental maupun fisik. Kehidupan mereka jelas berubah sejak peristiwa itu terjadi.

Di saat yang sama, beberapa anggota keluarga korban berkumpul di Kuil Yonghe Beijing untuk berdoa bagi keluarga yang mereka cintai, yang telah hilang dalam peristiwa MH370.

Semoga keluarga korban segera mendapat kepastian mengenai peristiwa ini, dan semoga mereka tetap diberi kekuatan untuk bertahan, tetap sehat dan kembali merasakan kebahagiaan.

(vem/yel)
What's On Fimela