Ladies, jika kelak Anda menikah dan menjadi seorang ibu, mana yang Anda pilih? Menjadi ibu rumah tangga atau tetap menjadi wanita karir? Keduanya bukan hal mudah untuk dipilih, karena setiap keputusan Anda akan menentukan resiko yang juga harus Anda hadapi. Bahkan selama ini masih saja ada perdebatan tentang status seorang ibu, manakah yang lebih baik? Menjadi ibu rumah tangga atau tetap menjadi wanita pekerja?
Apakah memang ini harus diperdebatkan? The Healthy Doctor dua surat yang sangat luar biasa, yang satu dari seorang working mom dan surat berikutnya dari ibu rumah tangga. Jika Anda sedang dalam ambang keraguan untuk menjalani peran sebagai seorang ibu, sebaiknya baca surat-surat ini. Pemikiran keduanya sangat menakjubkan, seperti dilansir dari closeronline.co.uk.
What's On Fimela
powered by
Dear stay at home mom
Banyak orang yang mempertanyakan, apa yang Anda lakukan di rumah sepanjang hari. Sebenarnya, aku juga tahu, karena aku juga seorang ibu, dan selama ini aku juga melakukannya. Aku tahu, kamu melakukan pekerjaan yang tidak dibayar, sering bekerja tanpa pamrih, dimulai saat Anda bangun, dan bahkan pekerjaan rumah itu hanya akan berakhir menjelang Anda tidur. Bahkan kamu juga bekerja di malam akhir pekan, aku tahu, pekerjaan rumah ini tidak akan pernah ada akhirnya.
Aku juga tahu, kamu sangat jarang sekali bisa mendapatkan coffee time atau tea time di rumah, perhatianmu selalu terbagi, mungkin Anda tidak akan mendapatkan waktu istirahat di siang hari kecuali Anda hanya memiliki satu anak dan dia tertidur lelap ketika siang hari. Aku tahu, tantangan terberat bagi Anda setiap hari adalah melakukan banyak hal tanpa mendapat dukungan atau bantuan. Aku tahu bagaimana setiap tetes keringatmu, amukan si kecil, mengajari si kecil di toilet, berdebat untuk makan dengan anak, makanan yang berceceran di lantai, coretan di dinding, anak yang kadang seperti tak pernah berhenti menangis, dan rasanya semua pekerjaan ini adalah siklus yang tak pernah berujung.
Next
Aku tahu, kamu tentunya pernah berfantasi untuk memiliki satu jam saja waktu "me time" atau makan siang dengan damai, atau mungkin bis beristirahat siang dengan tenang. Mungkin kamu juga pernah merasa iri dengan teman-temanmu yang memiliki jam istirahat di kantornya. Pernah menangis ketika kamu sudah sangat lelah dan suamimu datang kemudian memintamu memijat kakinya? Ku rasa sesekali kamu pernah merasakannya. Tapi aku tahu, semakin lama kamu semakin kuat, meskipun kadang kamu sering bertanya-tanya pada dirimu sendiri, apakah semua yang kamu lakukan ini tidak pernah ada harganya.
Aku tahu bagaimana rasanya, banyak orang salah paham kepadamu, begitu banyak orang tidak menghargai kesulitan merawat anak sendirian sepanjang hari. Banyak yang selama ini membayangkan jika kamu bisa bersantai di rumah sedangkan anak-anak kamu biarkan bermain tanpa mengganggumu. Aku paham, kamu sangat merindukan kebebasan finansial. Aku juga sangat paham ketika kamu merasa jengkel ketika melihat seorang ibu pekerja menyambut penuh suka cita ketika akhir pekan datang, karena bagimu tidak ada akhir pekan, semua hari itu sama bagimu.
Aku kagum
Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa melakukannya, bagaimana kamu menjalaninya. Aku mengagumi kesabaranmu yang sepertinya tiada berbatas, aku sangat iri kepadamu, sepertinya sepanjang hari kamu bisa menjalaninya dengan riang dan membawa suka cita untuk anak dan keluargamu, meskipun kadang mereka membuat kamu sangat tertekan, meskipun mereka sering kali membuat kamu merasa lelah. Aku sangat mengagumi kesetiaanmu untuk selalu hadir dalam keluarga, selalu tulus untuk menemani anakmu tumbuh, ini tidak pernah mudah untukku. Aku juga sangat kagum karena kamu dengan tulus bekerja tanpa imbalan, tidak ada penghargaan, tidak ada gaji. Aku tahu, Anda hanya ingin dihargai dan dicintai. Tapi percayalah, Anda telah melakukan semuanya dengan baik. Surat ini aku kirimkan karena aku ingin kamu tahu jika aku memahami bagaimana keadaanmu. Kita berdua sama-sama sebagai ibu.
Love from the trenches
Working Mom
Demikian surat dari seorang working mom kepada stay at home mom atau ibu rumah tangga. Nah, baca bagaimana balasan dari stay at home mom berikut ini.
Dear working mom
Aku tahu bagaimana rasanya kamu selalu dihakimi banyak orang karena meninggalkan anakmu dalam perawatan orang lain selagi kamu bekerja. Bahkan mungkin kamu sering kali mendengar, banyak yang mengatakan jika kamu tidak mencintai anakmu, dan sering kali banyak yang mengatakan jika hal terbaik adalah bersama dengan anak-anakmu di rumah. Aku heran, bagaimana bisa mengatakan hal ini kepadamu? Aku tahu, kamu sebenarnya sangat menyayangi anak-anakmu seperti halnya ibu lain.
Aku tahu, kembali bekerja setelah melahirkan adalah keputusan yang tak mudah. Aku tahu, sejak masih di bangku pendidikan, kamu sudah merencanakan ini. Aku melihat working mom ada di mana-mana, misalnya di rumah sakit, kamu adalah dokter untuk anakku, kamu mengobati alergi anakku, kamu bisa juga seorang working mom yang mengelola pajak kami, seorang guru di sekolah anakku, agen real estate yang membantu keluargaku berurusan dengan properti, dan lainnya. Aku tidak bisa membayangkan, akan menjadi apa dunia ini jika tidak ada orang seperti kamu?
Aku tahu kamu bijak
Aku tahu, sebelum kamu menerima pekerjaan, kamu sudah menimbangnya dengan baik, apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan tuntutan kamu sebagai seorang ibu. Aku tahu kamu selalu bangun satu jam sebelum orang lain, hanya agar kamu benar-benar bisa siap untuk pergi, memiliki waktu untuk menyiapkan suami dan anak-anakmu. Aku tahu bahwa setiap malam kamu pulang ke rumah, ibaratnya adalah shitf kedua dari pekerjaanmu. Kamu memasak, merapikan rumah, menidurkan anak-anakmu, mencuci piring, mencuci pakaian, membayar tagihan, berbelanja bahan makanan, dan sebagainya.
Aku tahu kamu selalu merasa bersalah kapanpun ketika kamu terpaksa harus meninggalkan anakmu. Kamu juga harus mengorbankan waktu luang bersama anak-anak ketika ada panggilan untuk pekerjaan. Dan aku yakin, ketika kamu bekerja, kamu sangat mendedikasikan dirimu pada pekerjaanmu, kamu tidak makan siang dengan menghabiskan banyak waktu terbuang percuma, kamu sangat berkonsentrasi pada pekerjaanmu, hanya demi pulang tepat waktu dan kembali menemui keluargamu.
Kamu adalah orang yang cerdas
Aku tahu bahwa kamu adalah orang yang cerdas, kamu bisa memilih siapa yang sangat tepat untuk merawat anakmu, meskipun banyak sekali pusat-pusat penitipan anak yang menawarkan berbagai kelebihan. Aku tahu, kamu hanya akan meninggalkan anakmu di tempat yang membuat merekapun nyaman dan senang. Aku juga tahu, kamu rela merawat anakmu yang sakit selama beberapa hari dan mengorbankan gajimu. Aku tahu, kapanpun kamu bersama dengan anakmu, kamu sangat menikmati dan berbahagia. Meskipun kamu tidak bisa selalu bersama anakmu, ketahuilah kamu adalah contoh yang baik untuk anak-anakmu.
Kamu menunjukkan bahwa seorang wanita juga memiliki karir, memiliki kontribusi dalam berbagai hal di luar rumah, namun masih menjadi ibu yang penuh kasih. Kamu menunjukkan pada anak-anakmu bahwa suatu saat mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan. Kamu memberikan contoh kekuatan, daya tahan, dedikasi, keuletan, dan bahwa kamu melakukan semua itu penuh suka cita. Aku ingin kamu tahu, kita berdua sama-sama seorang ibu.
Love from the trenches
Stay-At-Home Mum
Nah Ladies, tidak ada yang berhak mengatakan, mana yang lebih baik, sebagai working mom atau sebagai ibu rumah tangga. Keduanya memiliki peran masing-masing, memiliki kelebihan masing-masing yang tidak bisa dibandingkan.