Orang Tua Bercerai, Anak Sebaiknya Ikut Ibu Atau Ayah?

Fimela diperbarui 16 Jun 2014, 11:10 WIB

Perceraian orang tua memang memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan psikologis anak. Salah satu dilema yang dihadapi dalam suatu kasus perceraian adalah siapa yang paling tepat mengasuh anak, ibu atau ayah? Mungkin solusi yang paling bijak adalah dengan saling membagi waktu untuk mengasuh anak, tapi apakah itu sudah benar-benar jadi solusi yang tepat?

Anak di Bawah Empat Tahun Tak Boleh Dipisahkan dari Sang Ibu
Dilansir dari dailymail.co.uk, seorang psikolog bernama Penelope Leach yang buku-buku karyanya terjual jutaan eksemplar menyatakan bahwa anak di bawah usia empat tahun tak boleh dipisahkan dari sang ibu. Ia menambahkan bahwa jika sang anak dipisahkan dari sang ibu satu malam saja, maka sang anak akan mengalami gangguan yang bisa berlangsung sangat lama. Para psikolog juga menyebutkan bahwa memisahkan anak dari sang ibu akan membuat tumbuh kembang sang anak terlambat.

Masih Adanya Kontroversi Siapa yang Paling Layak Mengasuh Anak
Setelah bercerai, ibu dan ayah akan hidup terpisah. Otomatis sang anak pun akan menghabiskan waktunya di rumah dengan salah satu dari mereka. Penelope menitikberatkan pada pentingnya membangun ikatan cinta. Tetapi pernyataan bahwa ibu memiliki peran utama dalam mengasuh anak sementara ayah hanya mendapatkan peran "cadangan" untuk mengasuh anak juga masih kontroversial.

Dalam buku terbarunya, Family Breakdown, Penelope menjelaskan bagaimana sang anak akan menerima dampak buruk dari kasus perceraian orang tuanya. Ia menambahkan bahwa selama ini masyarakat hanya cenderung melihat sisi apa yang paling adil bagi orang tua bukan apa yang paling baik untuk sang anak. Bergantian mengasuh anak setiap minggu mungkin dilihat sebagai solusi yang paling tepat bagi orang tua, tetapi sebenarnya ini tidaklah adil untuk sang anak.

Ikatan Anak dengan Ayah Sama Pentingnya dengan Ikatan Anak dengan Ibu
Ketika sejumlah psikolog mengungkapkan bahwa memisahkan anak dari sang ibu akan menghambat tumbuh kembangnya, para ayah merasa tidak bisa menerimanya. Perwakilan dari New Fathers4Justice mengatakan bahwa menghabiskan waktu tidur malam bersama ayah di usia sedini mungkin juga penting. Ikatan antara ayah dan anak itu juga sama pentingnya dengan ikatan antara ibu dan ayah.

Anak yang masih balita mungkin tidak bisa berbicara atau mengungkapkan dengan jelas keinginannya. Ia juga mungkin tak bisa menjawab jika ditanya lebih suka bersama ibu atau bersama ayah. Peranan dan keberadaan ibu dan ayah bagi seorang anak apalagi yang masih balita itu sama-sama penting.



(vem/nda)