Ternyata Inilah Alasan Mengapa Perempuan Enggan Mengambil Cuti Hamil Dan Melahirkan

Fimela diperbarui 13 Jun 2014, 14:50 WIB

Sebagai perempuan, hamil, melahirkan dan menjadi ibu merupakan kodrat yang tak bisa dielak. Di sisi lain, banyak perempuan yang memutuskan bekerja sekalipun sedang mengandung. "Ah, ambil cuti hamilnya nanti aja deh," banyak yang mengatakan hal ini bukan?

Ternyata tak hanya kita di Indonesia yang banyak menjumpai hal ini. Dilansir oleh independent.co.uk, dari penelitian yang dilakukan oleh the National Childbirth Trust, hampir sekitar 43 persen ibu hamil yang mengambil cuti setelah melahirkan, memutuskan segera masuk kerja lebih awal dari yang dijadwalkan. 47 persen mengungkapkan kekhawatiran mereka atas pekerjaan mereka di kantor saat ditinggalkan.

Di Inggris, cuti hamil yang diberikan adalah sebanyak 52 minggu. Hingga minggu ke-39, para ibu yang mengambil cuti hamil ini masih tetap mendapat gaji dari perusahaan. Namun hal ini tak membuat kekhawatiran para ibu berkurang. Justru rata-rata ibu hamil di Inggris mengambil cuti hanya 2 minggu sebelum jadwal melahirkan.

Meningkatnya biaya hidup setelah sang anak lahir merupakan alasan para ibu ini memutuskan cepat-cepat kembali bekerja agar dapat mendapat uang untuk keluarganya. Kebutuhan hidup yang semakin banyak terkadang membuat manusia harus berkorban dan memilih pilihan yang sulit sekalipun sebenarnya ia tak menginginkannya.

Apakah Anda punya pengalaman seputar cuti hamil dan keputusan bekerja setelah melahirkan? Yuk bagikan kisah Anda di kolom komentar berikut ini, siapa tahu dapat menginspirasi para ibu yang lain.

(vem/wnd)