Ladies, apapun yang terjadi pada keluarga Anda, orang tua dan saudara Anda tetaplah keluarga yang seharusnya Anda cintai, apapun keadaan yang sulit, keluarga Anda tetap berhak untuk Anda cintai. Jangan sampai kelak menyesal seperti kisah yang dilansir dari moralstories.com berikut ini.
Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku benci ibuku karena dia selalu membuatku malu. Ibuku hanya memiliki toko kecil di pasar loak dan itulah satu-satunya hal yang dia lakukan untuk menghidupiku. Aku bencin kemiskinan ini, apakah tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya? Suatu ketika ada acara di sekolahku, tak kusangka ibu datang. Semua teman menertawakanku karena memiliki ibu hanya dengan satu buah mata. Aku marah! Kenapa ibu harus datang dan mengacaukan hariku di sekolah.
Aku berharap ibuku tak pernah ada di dunia ini, menghilang selamanya dari hidupku, hingga akhirnya suatu saat aku mengatakan sesuatu pada ibu, "Ibu, mengapa kau tidak memiliki dua buah mata?! Kau membuatku malu Bu! Kenapa kau tidak mati saja!" Ibu tidak menanggapi perkataanku. Aku merasa sedikit bersalah setelah mengatakan itu, tetapi aku juga lega telah mengatakan hal yang selama ini hanya ku pendam. Pada malam harinya, aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil air, ku lihat di sana ibu sedang menangis, ya, hanya dengan satu matanya. Entah kenapa, aku semakin benci untuk melihat ini.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi jauh dan tak akan lagi merisaukan rasa maluku karena ibu hanya memiliki satu buah mata. Aku belajar dengan keras dan pergi ke Seoul untuk melanjutkan kuliahku. Setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan, aku menikah. Aku telah menjadi orang yang sukses dan sangat menyukai Seoul karena di sinilah tak ada satupun yang mengingatkanku pada ibu. Tiba-tiba suatu hari anakku berlari masuk ke rumah sambil menangis, dia bercerita ada nenek-nenek tua datang dan hanya memiliki satu mata. Rasanya langit ingin runtuh. Aku segera menemuinya, "Siapa kamu?! Kenapa kamu menakuti anakku! Pergi dari sini!" Kemudian nenek itu menjawab, "Oh, mohon maaf, mungkin aku salah alamat" Kemudian dia berlalu.
Beberapa hari kemudian aku mendapatkan undangan untuk reuni di sekolah. Sedikit tersentuh, entah kenapa langkahku membawaku menelusuri rumah tempat dulu aku lahir dan tumbuh. Di dalam gubuk yang sama sekali tak berubah sejak ku tinggalkan, aku mendapati jasad seorang wanita terbujur kaku di atas lantai yang dingin. Seperti melihat ada orang yang tak ku kenal meninggal di depanku, sedikit panik namun aku sama sekali tidak meneteskan air mata. Seketika aku menangkap sepucuk kertas yang digenggamnya.
"Anakku sayang, mungkin aku sudah cukup lama hidup dengan kesendirian, maka aku memutuskan untuk pergi ke Seoul, berharap bisa bertemu denganmu, atau setidaknya setelah kunjunganku, kau bisa datang sesekali menjengukku. Aku tahu hari ini kau akan datang untuk reuni di sekolah lamamu, aku ingin datang, namun hati kecilku mencegah untuk melangkah, kedatanganku hanya akan membuatmu marah, dan aku tak ingin itu terjadi. Sebenarnya aku kini menyesal, mengapa melakukan semua ini, dulu saat masih kecil kau mengalami kecelakaan dan terpaksa kehilangan satu matamu. Sebagai ibu tentu aku tak bisa melihat kau menderita, maka ibu berikan separuh penglihatanku padamu nak. Aku sangat merindukanmu ketika masih kecil kau selalu bersamaku. Rindu ini tak bisa ditawar dengan apapun. Aku sangat mencintaimu"
Rasanya dunia seperti runtuh seketika.
Ladies, jangan pernah membenci orang lain, apalagi keluargamu sendiri karena kekurangan yang ada pada mereka. Jangan mengabaikan apa yang telah dilakukan oleh orang tua Anda hanya karena Anda merasa mereka tidak memberikan kebahagiaan yang sempurna untuk Anda. Mereka sudah berusaha sekuat tenaga, mungkin jika kebahagiaan Anda bisa dibeli dengan nyawa mereka, orang tua Anda pasti akan memberikannya.