Merasa ditinggalkan oleh ibunya saat masih berusia 6 tahun, David Good tumbuh dengan menyakinkan dirinya bahwa ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil, meskipun dia tahu di mana sebenarnya sang ibu berada. Dan itulah kata-kata yang selalu digunakan untuk menjawab pertanyaan ketika ada orang yang menanyakan keberadaan ibunya. Ketika David berusia 10 tahun, dia melihat foto ibunya terpampang di sebuah museum sejarah alam, yang membuatnya malu untuk mengakui di mana sebenarnya sang ibu berada.
Dilansir dari dailymail.co.uk, David Good tumbuh menjadi anak laki-laki yang membenci ibunya karena meninggalkannya saat masih kecil. Ketika David tumbuh menjadi remaja, dia tidak ingin teman-temannya mengetahui bahwa ibunya adalah seorang wanita dari suku zaman batu, tidak berpakaian, tinggal di hutan dan makan tarantula. Kenang David menggambarkan perasaannya untuk menerima kenyataan bahwa ibunya adalah anak suku Yanomi, suku zaman batu yang tinggal di pedalaman Venezuela.
Awalnya, Ayah David, Kenneth Good adalah seorang mahasiswa dan mendapat tugas untuk mempelajari suku Yanomami. Kini ayah David bekerja sebagai profesor antropologi. Awalnya sebagai mahasiswa Kenneth mendapat tugas untuk tinggal di tengah-tengah suku Yanomami selama 15 bulan, namun jatuh cinta pada suku tersebut dan menghabiskan 12 tahun untuk tinggal di sana. Kenneth akhirnya menikah dengan salah satu anak suku bernama Yamima. Kenneth ingin membawa istrinya kembali ke Amerika, namun tidak mudah bagi anak suku pedalaman untuk beradaptasi dengan dunia yang jauh sangat modern.
Ketika Yarima menyukai sesuatu, tagihan keuangan Kenneth pun membengkak karena Yarima tidak tahu bagaimana mengontrol keuangan, akhirnya Yarima hanya menghabiskan waktunya di rumah, nonton televisi dan tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun selain suaminya. Keadaan ini tidak mudah untuk Yarima. Akhirnya Yarima memutuskan untuk kembali ke sukunya, keputusan yang menyakitkan untuk David yang baru saja berusia 6 tahun. David tumbuh dan melalui masa yang berat karena marah mengapa ibunya tega meninggalkan dia dan adik perempuannya. Suatu saat David membaca buku karangan ayahnya yang menggambarkan kisahnya ketika bersama dengan Yarima dan suku Yanomami. Sejak saat itu perlahan David mulai tergugah perasaanya untuk mencari keberadaan sang ibu.
Pada tahun 2011 David meninggalkan AS untuk menemui ibunya di Venezuela, bukan sekedar kembali, David yang saat itu menempuh pasca sarjana di The East Stroudsburg University, bukan sekedar kembali pulang ke rumah ibunya, butuh perjalanan yang panjang selama 2 tahun untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak hingga akhirnya bisa kembali ke rumah ibunya. Mengharukan tentunya perjumpaan mereka. Yuk simak di galeri berikut ini bagaimana kini David dan ibunya menghabiskan waktu bersama.