Olahraga Harus Berkeringat, Benarkah?

Fimela diperbarui 20 Mei 2014, 14:00 WIB

Selama ini, jika seseorang telah berolahraga, namun tidak berkeringat, olahraga yang dilakukannya dianggap kurang efektif dan kurang kuantitas atau kualitasnya. Keringat dianggap sebagai indikator kuat dalam menentukan cukup atau tidaknya olahraga yang dilakukan.

Padahal, keringat tidak dapat begitu saja digunakan sebagai indikator suksesnya olahraga yang Anda lakukan. Seperti dilansir womenshealthmag.com, Craig Ballantyne, seorang ahli dan trainer olahraga, mengatakan, "Seberapa banyak Anda berkeringat tidak berhubungan dengan seberapa fit tubuh Anda. Keringat bergantung pada banyak faktor, sebagian besar merupakan faktor genetik dan suhu tubuh. Anda dapat berolah raga 60 menit dan banyak sekali berkeringat, tetapi bukan berarti itu lebih baik dari olahraga yang dilakukan tanpa keringat."

Beberapa olahraga seperti pilates dan yoga tidak membuat tubuh Anda basah oleh keringat, namun olahraga ini terbukti cukup baik dan efektif. Faktanya, mendapatkan bentuk tubuh indah dan membentuk otot tidak harus dilakukan dengan mengeluarkan keringat.

Salah satu indikator yang juga sering digunakan adalah meningkatnya denyut nadi Anda. Tetapi, menurut Craig, olahraga cardio, yang membuat Anda berkeringat sekaligus meningkatkan denyut nadi Anda tidak membakar kalori sebanyak yang Anda kira bahkan banyak juga mengakibatkan cidera. Cardio memang baik dilakukan agar Anda tetap fit dan sehat. Tetapi cardio tidak berarti segalanya. Banyak olahraga lain yang juga efektif untuk membakar kalori selain menggunakan treadmill.

 

(vem/cha)