Dear Love, Aku masih sangat ingat ketika setiap fajar bersinar, kau adalah orang pertama yang ku lihat. Kadang aku bertanya, apakah kamu tidak punya rasa lelah? Semalam aku tertidur lebih dulu dan ku lihat kau masih merapikan beberapa sudut rumah kita. Rasanya setiap malam demikian dan paginya kau selalu menyapaku dengan senyum itu.
My Love, aku sangat suka ketika melihat dirimu menyirami bunga di depan rumah kita. Seolah-olah kamu selalu mengintip dan membujuk bunga-bunga itu untuk segera mekar. Apa yang sebenarnya kamu rasakan My Dear? Apakah kau menunggu sesuatu? Mungkin selama ini salahku, tak pernah membuatkanmu puisi, sebenarnya aku ingin kau seperti itu menungguku membaca puisi paling romantis. Maaf, rasa cinta ini hanya mampu ku pendam, tak terungkap selain selalu berada di sisimu, mengajakmu ke manapun aku pergi, memberikan apa yang kau impikan. Maaf, selama ini aku pelit kata cinta, selain mengatakan "I love you" sebelum kita dipisahkan oleh mimpi.
My Sweetheart, aku tahu kau suka sekali dengan halaman di depan rumah mungil kita. Karena itu, aku berencana untuk selalu mengajakmu berfoto di sana. Setelah beberapa kali berfoto denganmu, aku baru sadar, aku sulit mengungkapkan rasa sayang padamu, jadi maaf aku tidak menggandengmu. Tapi aku akan mencoba di foto selanjutnya. Oh iya Dear, aku suka senyummu, iya senyum itu, sama seperti setiap pagi yang membuatku ingin bangun dan melalui hari bersamamu. Tapi kenapa Dear, belakangan ini kau seperti sulit tersenyum? Apa yang kau rasakan? Tubuhmu juga semakin kurus.
Dear, terima kasih telah memberiku kesempatan untuk menunjukkan rasa sayangku salah satunya di foto ini. Rasanya seperti muda kembali, waktu itu hujan rintik, dan kamu meminta ingin berfoto. Tak apa Dear, aku memayungimu dan di foto ini kita saling merangkul. Aku sangat bangga menuruti keinginanmu untuk berfoto di kala hujan itu. Namun Dear, hujan kini sudah reda, aku ingin berfoto lagi. Kau ada di mana?
Semusim tlah ku lalui, tlah ku lewati, tanpa dirimu. . .
Tetapi, bayang wajahmu . . .
Masih tersimpan di hati . . .
Demikian cerita hati seorang suami yang harus merelakan belahan jiwanya pergi untuk selamanya. Tinggal foto bersama istri di depan rumahnya yang tersisa. "Picture is worth a thousand words." Tanpa mengatakan apapun, foto pasangan suami istri ini menceritakan cerita cinta, kebahagiaan, dan rasa takut kehilangan yang akan menyentuh hati Anda. Simak foto kebersamaan mereka di galeri berikut ini.
(vem/hyn)