Induk binatang akan memanggil-manggil anaknya sekalipun ia tahu bahwa anaknya sudah mati. Begitupula sang anak, tak akan pergi dari sisi induknya saat ditinggal mati. Hal ini seringkali menjadi pemandangan sedih dari hukum alam.
Hewan-hewan ini tak bisa berpikir layaknya manusia. Tak terbersit dalam benak mereka untuk menguburkannya. Pastinya mereka merasakan kesedihan dan biasanya terus menemani kerabat mereka dengan setia.
Hal ini seperti sebuah pemandangan menyedihkan yang terjadi di Kenya beberapa waktu lalu. Seekor anak gajah ditemukan bersama induknya yang telah mati dengan mata yang masih terbuka. Induknya tak lagi bergerak, tapi si kecil ini tak mau pergi dari sisinya dengan wajah yang sedih dan takut saat ada manusia mendekat.
Anak gajah yang masih berusia lima bulan ini ditemukan dalam kondisi merebahkan tubuhnya di kepala sang ibu sambil meratapi kesendiriannya. Ia telah bertahan di antara udara dingin dan ancaman predator lainnya. Beruntung ia ditemukan oleh tangan yang tepat malam itu.
Tim David Sheldrick yang berusaha menyelamatkan hewan liar mencoba membawa anak gajah itu karena khawatir dengan kondisinya yang mengenaskan. Namun anak gajah ini menolak meninggalkan tubuh ibunya. Tim penyelamat pun melakukan aksi darurat dengan memberinya minum susu dan menyiapkan agar gajah ini bisa dibawa terbang ke penangkaran.
Setelah menunggu pagi tiba, akhirnya anak gajah ini bisa diselamatkan. Gajah kecil ini menjalani perawatan khusus hingga ia cukup dewasa untuk kembali ke tempat asalnya. Oleh tim penyelamat, gajah kecil ini diberi nama Sokotei.
Setidaknya, Sokotei berada di tempat yang baik dan orang-orang yang merawatnya di sana bisa membantu memulihkan luka hatinya setelah ditinggal mati sang induk. Di penangkaran David Sheldrick Wildlife Trust (DSWT), Sokotei juga bertemu dengan gajah-gajah lain yang senasib dengannya. Cheer up, Sokotei.
(vem/gil)