Inspiratif! Perempuan Malang Lulusan Teknik Mesin yang Berkarir di Perusahaan Korea

Fimela diperbarui 21 Apr 2014, 13:10 WIB

Oleh: Endah Wijayanti (@endawia)

Wah, sekarang tanggal 21 April ya? Kami dari Redaksi Vemale mengucapkan Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan Indonesia. Semoga perempuan-perempuan Indonesia bisa semakin melejit, terus berkarya, dan pastinya menjadi perempuan-perempuan hebat yang dibanggakan tidak hanya oleh keluarga tetapi juga oleh bangsa.

Kali ini, kita akan membahas salah satu sosok perempuan Indonesia asal Malang yang sangat inspiratif. Namanya Ika Istiana. Perempuan yang lahir di Malang tanggal 11 April 1989 ini adalah lulusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya, lho. Wow, jarang sekali ada perempuan yang masuk jurusan Teknik Mesin.

Kenapa milih jurusan Teknik Mesin?

Hahaha itu dulu sih, awalnya saran Bapak. Menurut bapakku, engineer itu lapangan kerjanya lebih gede. Apalagi teknik mesin. Terinspirasi dari anaknya teman Bapak juga katanya. Terus karena prinsipku nggak boleh melawan bapak, jadilah aku gambling. Pilihan pertama ambil Farmasi Universitas Airlangga (keinginan sendiri) dan pilihan kedua Teknik Mesin Universitas Brawijaya (saran Bapak), itu pun aku tulis Teknik Mesinnya adalah 5 menit sebelum kumpulin lembar pendaftaran SPMB. Eh, ternyata doanya bapak yang terkabul.

Tahun pertama lumayan nyesek sebenernya, kaget. Lingkungannya para cowok semua, ditambah ospek 1 semester dan tugas-tugas aneh. Tapi setelah adaptasi, aku ngerasa ternyata well yes, I belong here. Dan bersyukur banget dulu ketrimanya di Teknik Mesin, bukan Farmasi.

Teman-temannya asik, dosen supel dan mata kuliahnya menantang dan alhamdulillah, Teknik Mesin itu bisa merambah ke bidang mana aja.

Sekarang setelah lulus tahun 2012, sibuk apa?

Lagi kerja di PT DSME Indonesia. Ini Perusahaan Korea gitu, tapi baru buka cabang/perluasan ke Indonesia. Based-nya sih di Jakarta aja.

Bagaimana lingkungan kerja sekarang? Suka dukanya apa aja?

Lumayan... Banyakan fresh graduate sih, jadi mempengaruhi suasana kerja. Penuh jiwa muda semua. Tapi bos-bosnya sih orang Korea yang disiplin gitu. Sukanya ya banyak temennya. Kalo pas weekend atau malam minggu sering jalan bareng. Terus karena dari daerah dan jurusan serta kampus yang beda beda jadi suka banyak sharing ilmu juga.

Karena mostly kerjaannya itu ngegambar atau ngerancang FPSO, jadi harus banyak belajar lagi. Nggak melulu urusan Teknik Mesin. Asik sih, tapi kadang bikin stres kalo pas deadline lagi numpuk. Dukanya... apa ya? Kadang culture gap aja sama bos-bos yg Korea. Kadang mereka suka kebawa suasana kerja di sana, yang ehm mungkin susah diterapin di Indonesia. Itu sih. Not a big deal.

Menurutmu, perempuan Indonesia itu sebaiknya bagaimana?

Satu quote yg selalu aku inget dari Brigham Young, "You educate a man, you educate a man. You educate a woman, you educate a generation."

Jadi yang pertama perempuan indonesia harus CERDAS, harus mau belajar dan mengambil ilmu dari mana saja. Mau ibu rumah tangga, desainer,dokter, atau insinyur, nggak boleh minder atau nyerah untuk belajar.

Selain itu juga harus mandiri, kuat dan bertanggung jawab pada kodrat dan pilihannya. Inget, KODRAT dan PILIHAN. Jadi silahkan kalo mau mengejar karir, karena karir itu adalah bentuk eksistensi diri dan bisa jadi ladang amal untuk berbagi dan berinteraksi dengan banyak orang. Tetapi kewajiban rumah tangga jangan sampai dikesampingkan. Dua-duanya harus seimbang. Pintar-pintar menempatkan diri dan membagi waktu.

Saat kuliah, Ika juga aktif di beberapa kegiatan dalam dan luar kampus. Salah satunya ia pernah aktif sebagai koordinator di IIWC Local Community Malang dan bisa magang sebagai project executor di KVT Finlandia. Perempuan yang hobi traveling ini juga berhasil mendapat sejumlah beasiswa saat kuliah, antara lain beasiswa PPA, beastudi Etos, dan Sampoerna Foundation.

Sebagai penutup, satu pertanyaan terakhir diberikan kepada Ika, "Kalau sudah menikah nanti, bagaimana dengan pekerjaan? Apakah akan dikorbankan?"

InsyaAllah nggak dan bakal tetap kerja, karena bagiku bukan hanya keluarga yang penting dalam hidup perempuan, tetapi juga karir perempuan itu sendiri. Aku ingin tetap mandiri dan nggak bergantung sama suami. Jadi kalau cari suami sih, insyaAllah yang open-minded. Tapi mungkin kalau punya anak, aku bakal off dulu satu atau dua tahun sih, buat ASI eksklusif sambil tetap cari kesibukan yang bisa dikerjakan di rumah, menulis mungkin.

Oke, sukses selalu untuk Ika Istiana, terima kasih sudah meluangkan waktu. Ladies, sebagai perempuan Indonesia, apa definisi kesuksesan menurut Anda?

(vem/nda)