Frederica Bertahan di Film Karena Cinta

Fimela diperbarui 16 Apr 2014, 18:50 WIB

Jika Anda sudah melihat film Coboy Junior The Movie atau Comic 8 yang berhasil masuk dalam jajaran box office, Anda tentu tak pernah mengira bahwa produser film ini adalah seorang wanita.

Adalah Frederica, sosok belia yang begitu cinta pada dunia perfilman. Ditemui di kantor Falcon Pictures, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (13/4) oleh team KapanLagi.com, Frederica sempat curhat soal bisnis yang dilakoninya saat ini.

Saat pertama kali 'nyemplung' di bisnis perfilman, Produser Falcon Pictures ini mengaku banyak sekali orang yang meragukan kemampuannya. Bukan hanya karena ia masih sangat muda, tetapi Frederica justru masuk ke bisnis film di saat industri film sedang jeblok. Apabila box office selalu mencapai angka di atas 800 ribu penonton, sejak 2011, jumlah penonton hanya ada di kisaran 300 ribu saja.

Semua karena cinta

Berbekal tekad dan rasa cintanya pada dunia film, Frederica bertahan dan belajar. Hasilnya, tahun 2013, film yang diproduserinya meledak. Coboy Junior The Mobie dan Comic 8 masuk dalam jajaran box office.

Selain karena kecintaannya terhadap film, kemampuan Frederica membaca apa yang diinginkan pasar wajib diacungi jempol. Tahun ini, seperti anak berusia tiga tahun, Frederica tak hanya puas belajar berjalan, tetapi ia berlari.

Ia menyiapkan beberapa judul film berkualitas yang akan menjadi kejutan bagi pecinta film nantinya.

Simak juga bincang-bincang singkat team kami dengan Frederica yuk.

Vemale (VML) : Menurut kamu, film itu apa sih?
Frederica (FRD): Film menurutku adalah sebuah seni, pahit manis harus dijalani bareng.

VML: Terus, bagaimana rasanya bertahan di bisnis perfilman?
FRD: Berhasil survive selama 3 tahun itu rasanya seperti anak-anak yang benar-benar harus belajar merangkak dulu, berjalan, kemudian berlari. Aku mengalami proses itu dengan tim di Falcon Pictures.

VML: Dunia film Indonesia kan nggak kenal jam kerja, apa nggak berat tuh sebagai seorang wanita?
FRD: Yah, yang pasti live cyclenya berasa berat banget ya. Kita seperti anak usia tiga tahun beneran. Memasuki tahun keempat baru deh menemukan apa mau pasar.

VML: Trus, kunci sukses kamu sendiri dalam memproduksi film apa sih?
FRD: Apa ya, kita harus mengikuti tren saja. Apa yang pasar mau, kemudian menggabungkannya dengan orang-orang yang punya kemampuan di bidang masing-masing. Menemukan orang yang benar-benar mampu di bidangnya itu sama sekali nggak mudah. Tapi, ketika ia adalah orang yang punya passion di bidangnya, semua rintangan dan hambatan pasti terselesaikan dengan baik. Kalau nggak ya cuma akan jadi beban.

VML: Motivasi apa yang mendorongmu untuk tetap berusaha sampai sekarang ini?
FRD: Kita harus menunjukkan apa yang terbaik dari diri kita kan? Nah, aku sendiri belum merasa memberikan yang terbaik dari diriku. Aku berpikir bahwa Tuhan memberikan mata, pikiran, otak, tetapi apabila aku nggak memaksimalkannya maka aku merasa berdosa. Masa iya sih nggak bisa?

VML: Saat dipandang sebelah mata oleh orang lain, gimana tuh rasanya?
FRD: Banyak memang orang yang skeptis ketika menghadapi perkataan orang, tetapi masa iya mau dibiarkan berlarut-larut. Bahkan yang meremehkan kita bisa jadi adalah kompetitor kita. Jadi, nggak usah terlalu dipikirin deh.

VML: Selama ini siapa saja orang yang mendukung kesuksesanmu?
FRD: Kesuksesan jelas bukan karena diri sendiri. Kerja sama para tim produksi, post produksi, musik dan lain sebagainya adalah sebuah kerja sama keluarga, bukan seperti karyawan. Karena pimpinan Falcon Pictures juga sangat loyal dan family minded, semua karyawan juga behave seperti itu. Kita seperti keluarga yang tumbuh bareng. Kita berantem, ya berantem, tapi selesai hari itu juga. Dari berantem itu, kita belajar bahwa nobody's perfect.

VML: Pernah merasa stuck nggak di bisnis ini?
FRD: Nggak pernah merasa stuck atau terjebak sih. Ada dorongan kuat dari lingkungan juga selain dari aku sendiri dalam bergerak di bidang film. Orang terdekatku juga sangat mendukung, dan aku nggak ingin mengecewakan mereka.

VML: Menurutmu, hal terpenting apa yang perlu dijaga?
FRD: Menurutku kepercayaan sih. Kepercayaan itu dasar untuk melakukan apapun juga. Kalau orang sudah nggak percaya sama kita, ya sudah deh...

VML: Dorongan kuat apa yang membuatmu selalu bisa bangkit dari segala persoalan?
FRD: Cinta. Karena cinta itu menurutku seperti infus. Baik dari keluarga, teman. Ketika aku merasa dicintai, berarti aku dipercaya, dimiliki. Karena itu juga aku nggak boleh mengecewakan orang yang mencintaiku.

Terima kasih Frederica atas bincang-bincangnya. Semoga selalu menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia lainnya agar lebih berani memperjuangkan setiap impiannya dan mendobrak mindset hidup apa kata orang.

(vem/gum/bee)