Saya Berani Menjadi Orang Tua Yang Tidak Biasa, Bagaimana Dengan Anda?

Fimela diperbarui 07 Apr 2014, 15:00 WIB

Menjadi orang tua di jaman modern adalah tantangan yang sangat besar bagi setiap orang tua muda. Kemajuan jaman dan teknologi mendatangkan masalah-masalah baru yang membuat orang tua harus lebih kreatif dalam mendidik dan membesarkan anak.

Anak-anak jaman sekarang berbeda dengan jaman dulu, dulu belum ada smartphone, anak-anak jauh lebih sering bercerita dan ngobrol dengan teman. Dulu juga belum ada Google, apa-apa anak akan tanya pada orang tua atau mencarinya dalam buku-buku di perpustakaan. Dulu permainan fisik jauh lebih sering dilakukan entah itu lompat tali, kejar-kejaran, dan lain sebagainya, sedangkan sekarang cukup duduk diam di depan monitor smartphone atau tab.

Dan demikian masalah menjadi semakin rumit dan pelik. Membesarkan dan mendidik anak dengan cara Anda dibesarkan dan dididik tidak selalu menjadi cara yang bijaksana dan benar. Jamannya sudah beda, demikianlah singkatnya.

Setuju dengan apa yang dikatakan seorang sahabat dalam akun Facebooknya, bahwa membesarkan anak bukan hanya sekedar mencetaknya menjadi seseorang semau orang tua. Setelah membaca postingan ini, Anda akan tahu apa yang saya maksud.

 

Ditulis oleh: Kristy Tumangkeng, seorang sahabat, seorang ibu dari dua anak, dan seorang wanita cerdas yang akan membuat anak-anaknya bangga telah dilahirkan dari rahimnya.

7 April 2014,

Saya biasanya agak anti terhadap sharenting (parenting yang di-share di social media). Tapi kali ini saya ingin sharing sedikit soal parenting.

Saya punya satu pegangan dalam parenting, yaitu bahwa tugas utama saya adalah menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkan kualitas terbaik anak-anak saya sebagai manusia. Bagi saya, itu artinya saya harus membuang dan tidak mengindahkan hampir semua standar dan ukuran yang secara sosial telah ditanamkan oleh lingkungan saya ke dalam diri saya sejak saya kecil. Saya berjuang menanamkan nilai-nilai dan standar-standar baru ke dalam diri saya untuk saya berikan kepada anak-anak saya. Saya memikirkan kembali apa artinya menjadi seorang manusia dan apa saja hal yang esensial yang dibutuhkan manusia.

Saya kemudian menjadi orangtua yang tidak biasa. Saya mengatakan pada anak sulung saya bahwa saya tidak peduli berapa nilai yang dia dapat di sekolah. Yang saya pedulikan adalah bahwa dia mendapatkannya dengan jujur. Setiap malam saya duduk di sebelahnya bukan untuk mengawasi apakah dia belajar atau tidak, atau apakah dia mengerjakan PR atau tidak. Saya duduk untuk menjadi temannya, yang siap mendengarkan saat dia bercerita tentang apa saja. Saya duduk di sebelahnya untuk memberi jawaban, atau pertanyaan atas pertanyaan yang diajukannya. Tidak ada hal yang terlalu tabu yang tidak bisa dia tanyakan pada saya, dan saya belajar untuk tidak menghakimi dia atas apapun yang dia tanyakan atau ceritakan. Saya menerima bahwa ada saat-saat ketika dia melakukan/merasakan sesuatu tanpa bisa menjelaskan alasannya, sebagaimana dia menerima ketika saya menunda jawaban saya untuk pertanyaannya karena usianya belum cukup untuk memahami jawaban yang akan saya katakan.

Saya terlihat lebih keras kepada anak bungsu saya. Saat dia sudah bisa bicara dengan lancar, saya selalu 'memaksa' dia untuk meminta maaf saat dia dengan sengaja/tidak sengaja membuat orang lain merasa sakit. Saat dia meminta sesuatu sambil menangis, saya 'memaksa' dia mengulangi permintaannya tanpa menangis. Saat dia buang angin sambil membelakangi seseorang, saya menatap matanya dan dengan serius saya katakan bahwa dia tidak boleh mengulangi hal itu, karena itu tidak sopan. Saat dia takut, saya tidak memaksanya untuk berani. Saya 'mengijinkan' dia menerima ketakutannya. Saya membantunya untuk memahami hal yang membuatnya merasa takut, tapi kemudian membiarkan dia jujur pada perasaannya, apakah dia masih merasa takut atau tidak. Dan usianya 3 tahun saat saya menulis tulisan ini.

Yang bisa saya katakan tentang parenting sampai saat ini adalah bahwa saya benar-benar merasa anak-anak saya mengubah dan memperbaiki hidup saya lebih daripada yang saya lakukan untuk mendidik mereka. Saat saya mencurahkan segalanya untuk menjadikan mereka manusia terbaik, saya justru menemukan nilai-nilai kehidupan yang 'menampar' dan menyadarkan saya untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Bunda, jaman sekarang jamannya sudah beda. Menghadapi anak, dan membesarkan anak juga harus menggunakan cara yang berbeda. Buatlah anak-anak tumbuh dan besar sebagai manusia modern yang tahu akan sopan santun dan etika. Buatlah anak-anak tumbuh dan besar di jaman modern di mana mereka tahu bagaimana cara menghadapi setiap tantangannya, bukan malah mengecilkan diri atau takut terhadap hal ini dan itu. Buatlah anak-anak bangga menjadi dirinya dan menikmati setiap detik masa kecilnya berbekal kebahagiaan dan pengalaman melimpah.

Saya berani menjadi orang tua yang tidak biasa, bagaimana dengan Bunda?

(vem/bee)