Mengurangi Angka Kematian Dengan Mencegah Kanker Payudara

Fimela diperbarui 04 Apr 2014, 09:30 WIB

Semakin hari penderita penyakit kanker payudara semakin bertambah banyak. Bertambah banyaknya penderita kanker payudara berbanding lurus dengan bertambah banyaknya angka kematian. Hal tersebut menarik perhatian Yayasan Kanker Indonesia cabang Jakarta (YKI DKI) untuk meluncurkan program kampanye deteksi dini kanker payudara.

Bekerja sama dengan pihak Roche Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia cabang Jakarta ini meluncurkan kampanye SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI) yang bertujuan untuk mencegah kematian akibat kanker payudara melalui upaya deteksi dini dan terapi dini. Peluncuran kampanye SADARI dilaksanakan di Balaikota Provinsi DKI Jakarta pada hari Kamis 3 April 2014 kemarin oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan ditandai dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan SADARI bagi sekitar 700 perempuan.

 

 

Adanya kampanye tersebut disambut secara positif oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga turut berpartisipasi. “Saya mendukung kegiatan yang sangat positif ini. Inilah wujud nyata kepedulian kita terhadap kaum perempuan. Kita mulai bersama hari ini di Balaikota, dan kita suarakan bersama agar seluruh warga Jakarta tahu mengenai kanker payudara, tahu mengenai SADARI dan menjadikan SADARI sebagai rutinitas baru, kebiasaan baru,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Dalam kampanye tersebut, Kepala Instansi Deteksi Dini dan Onkologi Sosial Rumah Sakit Kanker Dharmais Dr. Walta Gautama, Sp.B (K) Onk juga menerangkan bahwa kanker payudara merupakan kasus kematian terbanyak dan menjadi salah satu penyebab kematian utama akibat kanker. Hal tersebut karena kebanyakan penderita baru melakukan pengobatan setelah berada pada stadium lanjut. Padahal, kanker payudara bisa dikalahkan jika penderita mulai mendeteksi dan mengobatinya sejak dini.

Oleh karena itu, Ketua Yayasan Kanker Indonesia cabang DKI Jakarta Veronica Tan Basuki Tjahaja Purnama menambahkan bahwa harus adanya upaya kerja sama antar pihak untuk mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat secara mandiri untuk melakukan pemeriksaan sederhana dengan program SADARI sebagai langkah awal. Pihak pemerintah diharapkan untuk menyediakan akses terhadap fasilitas deteksi lanjutan serta akses terhadap pengobatan kanker payudara sejak stadium dini.

 

 

Dengan adanya kemajuan teknologi diagnosis dan pengobatan, diharapkan pada stadium dini dapat memberikan peluang kesembuhan bagi penderita kanker payudara. Di samping itu, kesinambungan deteksi dini dengan ketersediaan akses pengobatan sejak stadium dini akan membuahkan hasil yang positif sebagai dalam upaya pengendalian kanker payudara.

Sementara itu, Kepala Komunikasi dan Kebijakan Publik, Roche Indonesia, Lucia Erniawati mengatakan, “Roche Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan, berkomitmen untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki kepedulian serupa, untuk terus menerus mengedukasi masyarakat khususnya kaum perempuan di Indonesia mengenai pentingnya melakukan SADARI, segera bertindak dan berkonsultasi ke dokter jika menemukan kelainan dan segera melakukan upaya medis yang tepat sesuai dengan rekomendasi dokter.”

Ladies, jumlah angka kematian terutama untuk kasus kanker payudara dapat dikendalikan dengan kesadaran Anda untuk melaksanakan program SADARI. Program tersebut dianjurkan setiap satu hingga 3 bulan sekali antara 7 hari hingga 10 hari sejak hari pertama menstruasi termasuk pemeriksaan klinik (pemeriksaan fisik) oleh tenaga medis profesional, ultrasonografi payudara (USG) dan mammografi. Dengan adanya deteksi dini dan pengobatan dini ini, diharapkan adanya peluang untuk sembuh bagi Anda yang menderita kanker payudara.

(vem/riz)