Di musim kampanye kali ini masih banyak pelanggaran-pelanggaran etika terjadi. Salah satu yang ramai dibicarakan adalah pelanggaran dengan membawa anak dalam kampanye politik. Fenomena ini masih menjadi perdebatan yang tidak berujung. Tentu saja sudah banyak pihak yang melarang untuk mengikutsertakan anak-anak saat kampanye. Namun, beberapa orang juga berpendapat lain.
Para orangtua yang membawa anaknya ke kampanye memiliki beragam alasan. Mayoritas dari mereka mengaku tidak ada yang menjaga anak mereka jika ditinggal di rumah. Salah satu alasan yang lain adalah masalah uang. Beberapa kalangan rela membayar untuk meramaikan kampanye yang dilakukannya, oleh karena itu, para orangtua tidak segan-segan membawa serta anak-anak mereka. Simak ulasan tim vemale berkaitan dengan fenomena membawa anak pada saat kampanye berikut ini.
What's On Fimela
powered by
Tindakan Beresiko
Para orangtua mengaku tidak bisa meninggalkan anak-anaknya untuk berkampanye, namun perbuatan ini bukannya tanpa resiko. Membawa anak saat kampanye bisa mendatangkan bahaya. Kepolisian pun telah memberi peringatan agar tidak membawa anak pada saat kampanye
"Tahun lalu pernah terjadi kecelakaan yang melibatkan anak-anak. Maka itu kita mengantisipasi, di undang-undang juga tidak diperbolehkan, dan juga anak-anak yang tidak mempunyai hak pilih," kata Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto.
Selain itu tindakan ini juga membahayakan moral anak. Tak jarang hiburan dalam kampanye menghadirkan para biduan berpakaian seksi dan juga menampilkan adegan-adegan seronok. Hiburan itu tentu tak pantas untuk dilihat oleh anak-anak, karena anak-anak memiliki sifat alami untuk meniru apa yang telah dilihatnya.
Tidak Etis
Meskipun sudah diperingatkan, masih banyak anak-anak yang terlibat dalam acara kampanye politik. Padahal anak-anak tidak memiliki hak pilih dan belum perlu untuk dikenalkan pada kegiatan politik tersebut.
Bahkan, seperti dilansir merdeka.com, Ketua Kampanye Nasional Ja'far Sodiq juga menegaskan, "Kami melarang para kader, caleg maupun simpatisan yang akan ikut berkampanye untuk membawa anak-anak karena itu tidak etis dilakukan."
Dalam undang-undang tentang perlindungan anak Pasal 15 UU No 23/2002, juga telah diatur bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik.
Kurang Sosialisasi
Para simpatisan partai yang membawa anaknya ketika berkampanye mengatakan dirinya tidak tahu jika ada pelarangan untuk membawa anak saat kampanye.
"Saya enggak tahu (peraturannya). Ini kan saya juga datang karena diajak sama tetangga," kata Ari, salah satu simpatisan partai.
Beberapa orangtua lain juga beranggapan tidak apa-apa membawa anak karena banyak simpatisan lain yang juga membawa anak-anak mereka.
"(Anak) Di rumah enggak ada yang jaga. Banyak juga yang bawa anak ke sini, jadi enggak apa-apa lah," ujar Ine, seorang ibu yang membawa anaknya ke kampanye.
Bagaimana menurut Anda ladies, bolehkah membawa serta anak saat kampanye berlangsung?