Penyakit tuberkulosis atau yang sering disingkat menjadi TB merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang sistem pernafasan Anda. Namanya juga penyakit menular, dan tentunya dengan mudah juga penyakit ini dapat menular dan menyerang siapa saja dan kapan saja.
Indonesia merupakan negara dengan beban tuberkulosis keempat di dunia dengan penderita sekitar 730.000 setiap tahunnya. Akan tetapi, sejak tahun 1990 hingga tahun 2012 kasus tuberkulosis ini mengalami penurunan secara signifikan, baik melalui pendeteksian dini atau pengobatannya.
Namun penyuluhan tentang tuberkulosis harus tetap dijalankan agar prevalensinya semakin sedikit seperti yang dipaparkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Muhammad Arifin Nawas, Sp.P(K), MARS, pada acara SOHO #BetterU: Hari Tuberkulosis Sedunia, tanggal 19 Maret 2014 di Jakarta. SOHO #BetterU adalah program serial edukasi kesehatan yang diselenggarakan oleh perusahaan farmasi SOHO Global Health. Acara SOHO #BetterU juga dihadiri oleh Direktur Pengendali Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr Slamet, MHP.
Penyebab tuberkulosis adalah 'basil tuberkulosis' yang bisa menular melalui udara, batuk, bersin, atau bahkan ketika berbicara. Kuman yang keluar dari mulut penderita dapat terhirup oleh orang di sekitarnya. Meskipun TB tidak menular melalui tranfusi darah atau ASI, penyakit sistem pernafasan ini bisa menyerang organ paru dan organ penting lainnya seperti otak, tulang, ginjal, dan sebagainya.
Sementara itu, gejala umum yang sering ditimbulkan dari penderita TB biasanya demam, menggigil, keringat saat malam hari, nafsu makan menurun, berat badan turun, dan merasa mudah lelah. Sedangkan untuk penderita TB paru biasanya ditimbulkan dengan gejala batuk berdahak dalam waktu 2 hingga 3 minggu serta nyeri dada dan batuk darah.
TB lebih berisiko terhadap anak dengan usia di bawah 5 tahun, kontak dengan pasien yang menderita imunokompromais (sistem imun yang menurun), khususnya infeksi HIV dan kontak dengan pasien TB multi-drug resistant (TB MDR). Pasien TB MDR adalah pasien yang sudah mengalami kekebalan terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) yang sangat poten rifampisin dan isoniazid.
Pengobatan TB yang utama dengan OAT atau bisa juga dengan memanfaatkan tanaman herbal. Misalnya saja kombinasi ekstrak mengkudu dan jahe merah efektif sebagai ajuvan seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Fathiyah Isbaniah, Heidy Agusti, Priyanti Soepandi, Erlina Burhan dengan peneliti utama Arifin Nawas. Dari hasil penelitian tersebut disarankan agar tanaman herbal ekstrak mengkudu dan jahe merah digunakan sebagai terapi tambahan pasien yang mengalami pengobatan.
Ladies, sebelum Anda terserang yang namanya tuberkulosis nih, sebaiknya melakukan upaya pencegahan. Namun, jika Anda atau salah satu keluarga sudah terlanjur menderita TB, jangan lupa untuk mengobatinya dengan obat alami dari tanaman herbal seperti hasil penelitian di atas.
(vem/riz)