Saat sedih kemudian menangis itu wajar, tetapi kalau saat senang malah menangis itu kenapa ya? Apakah ada yang salah?
Profesor psikologi Jonathan Rottenberg, Ph.D, direktur Mood and Laboratorium Emotion di University of South Florida mengatakan bahwa air mata tidak hanya keluar saat Anda mengalami sedih saja.
Bila Anda amati, air mata ini juga keluar ketika Anda terlampau haru dan bahagia. Misalnya pada momen wisuda, pernikahan, dan lain sebagainya. Fenomena ini disebut oleh ilmuwan sebagai fenomena normal, karena otak bisa memerintahkan tubuh untuk memicu air mata keluar.
Adalah saraf-saraf di dalam otak yang dapat memilah mana saja hal-hal yang membuat seseorang menitikkan air mata. Dan hal ini adalah sebuah hal yang wajar sekalipun masih menjadi misteri ilmiah. Air mata tak lagi menjadi pertanda seseorang cengeng dan lemah. Air mata bisa keluar di saat Anda merasa bahagia karena otak Anda terprogram untuk mengeluarkan air mata di saat bahagia sekalipun.
Hal ini kemudian bisa diturunkan atau ditularkan melalui lingkungan seseorang dibesarkan. Di mana semakin banyak orang yang memiliki perasaan sensitif, maka semakin besar pula kemungkinan seseorang bisa terenyuh dan mudah tersentuh.
Tak perlu khawatir lagi apabila memang Anda meneteskan air mata saat perasaan Anda sedang tidak sedih. Artinya memang saraf Anda menangkap momen tersebut dan memasukkannya pada ruang produksi air mata, sehingga secara otomatis ia akan keluar pada saat momen bahagia menyapa.