Kehidupan sebagai model mungkin terlihat glamour dan menyenangkan, namun bagi model yang satu ini dunia model hanyalah jalan keluar baginya dari dari pelecehan dan bully yang dialaminya semasa sekolah. Sebenarnya Brittany Mason tidak memiliki ketertarikan khusus dengan dunia yang digelutinya saat ini.
Seperti cosmopolitan.com, bully yang dialami Brittany di sekolahnya sangat tidak manusiawi. Semua berawal saat dia menjalani tahun terakhirnya di Sekolah Menengah Atas di salah satu sekolah di Indiana. Brittany memiliki banyak teman dan mengikuti berbagai kegiatan di sekolahnya seperti jusnalistik dan cheerleader. Namun beberapa minggu setelah sekolah baru dimulai semuanya berubah menjadi mimpi buruk.
Brittanny bercerita:
Suatu hari, sekelompok gadis menemuiku. Mereka terdiri dari 5 orang gadis yang memiliki kehidupan kelas atas. Pada awalnya mereka hanya mengintimidasi dan menggangguku saat bertemu dengan mereka, namun kemudian pembullyan itu mulai tidak terkontrol. Mereka mulai melempari aku dengan beragam benda saat aku berjalan di lorong sekolah. Aku selalu bertanya pada mereka, " mengapa kalian melakukan ini padaku? apa masalahmu?" namun tidak mendapatkan jawaban pasti.
Pada saat sekolah mengadakan kompetisi antar kelas, setiap kelas meneriakkan yel-yel untuk menunjukkan dukungannya. Namun kelima gadis itu malah membawa poster untuk mengolok-olokku dan mereka mulai menunjukku sambil meneriakkan, "kamu jelek! kamu jelek!" dan kata-kata itu ditirukan oleh semua anak di kelas mereka dan mereka mulai melempariku dengan segala macam benda yang ada di tangan mereka. Aku dan sahabatku, Linzi dan Kylie, hanya bisa bertanya tanya, "apa yang terjadi?" Namun kami tidak mengetahui mengapa semua itu dilakukan padaku. Tiba-tiba, kepala sekolah datang dan menghentikan semuanya, namun tidak ada yang mendapat hukuman atas kejadian itu.
Tidak hanya itu, saat sekolah mengadakan sebuah parade, kelima gadis itu tiba-tiba datang kepadaku dengan membawa pistol air besar. Mereka menyemprotkan air padaku hingga basah kuyup di depan semua orang, bahkan ibuku pun melihatnya. Kemudian ibuku datang padaku dan memelukku, dia bertanya, "apa yang terjadi?" Aku pun mulai menangis di pelukkannya. Ibu bertanya pada kepala sekolah "ada apa ini?" Kepala sekolah hanya menjawab, "Saya yakin mereka tidak bermaksud membahayakan dengan ini semua." Gadis-gadis itu tak mendapat masalah apapun setelah apa yang dilakukannya padaku.
Mulai saat itu, keadaan menjadi bertambah buruk, mereka bahkan mulai menggunakan kekerasan.Mereka menyebarkan gossip buruk tentangku, salah satunya mengatai aku sebagai laki-laki karena memiliki dada yang rata. Kemudian aku mulai menerima ancaman kematian melalui dunia maya, "tidak ada yang menyukaimu, seharusnya kamu membunuh dirimu sendiri."
Bahkan rumahku pun tak luput dari ulah mereka. Mereka membuat ban mobil keluargaku dirusak. Rumahku dilempari segala macam benda seperti tisu toilet dan telur. Mereka meletakkan kepala boneka rusak yang disiram cat merah di halaman rumahku hingga menyerupai darah. Polisi pun datang dan membuat rumahku terlihat seperti tempat kejadian kriminal. Mereka bertanya mengapa ini terjadi padaku, tetapi, aku masih tidak mengetahui mengapa semua ini terjadi sehingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak ada cukup bukti.
Aku mulai takut untuk pergi ke sekolah. Aku mencoba mendatangi salah satu dari mereka dan menemukan rencana jahat yang akan mereka lakukan padaku saat Halloween. Aku semakin takut untuk pergi kemana-mana dan mulai membolos dari sekolah. Nilai-nilaiku turun drastis dan mulai mengalami depresi. Ibuku seorang single parent sehingga dia juga tidak dapat berbuat banyak.
Sekolah pernah memfasilitasi pertemuanku, ibuku, kelima gadis itu dan orang tua mereka. Mereka membantah semuanya, dan pertemuan itu berakhir dengan kesimpulan bahwa aku ingin mencari perhatian dan mengada-ada, meskipun kepala sekolah melihat langsung kejadian saat di parade. Kemudian aku tahu salah satu orang tua mereka sangat berpengaruh di sekolah.
Pertemuan itu membuatku kehilangan harapan. Hanya Linzi dan Kylie yang ada bersamaku saat itu. Aku sangat depresi dan mulai mencoba mengakhiri hidupku. Aku mencoba meminum setengah botol peroksida, aku ingin mati dalam tidurku. Namun, keesokan harinya aku terbangun dan sulit bergerak. Aku merangkak ke kamar mandi dan memuntahkan darah. Darah juga keluar melalui hidungku. Saat itu aku berdoa pada Tuhan, jika aku dapat hidup, aku akan menghabiskan waktuku untuk membantu orang-orang yang mengalami nasib sepertiku. Mulai saat itu, hidupku berubah.
Keesokan harinya aku keluar dari sekolah dan memulai homeschooling. Aku juga mulai memasuki dunia model. Mulai dari menjadi model secara gratis untuk portofolio hingga akhirnya menandatangani kontrak dengan sebuah butik. Di usiaku yang ke-16 tahun aku sudah menandatangani kontrak dengan salah satu agensi model di New York. Aku ingin pijakan kuat agar suaraku tentang pembullyan dapat didengar. Aku mengikuti kontes kecantikan remaja di kotaku dan berhasil memenangkannya. Dan aku juga berhasil menjadi runner-up I pada kontes model remaja sedunia yang diadakan di Jerman. Kini cita-citaku untuk dapat membantu anak-anak korban bully dapat terlaksana.
Aku mulai berbicara di berbagai kesempatan dengan topik bullying. Suatu hari aku bertemu dengan salah satu gadis yang melakukan bully terhadapku di sekolah. Dia mengatakan melakukan semua itu karena kekasihnya berada dalam kelas yang sama denganku dan berpikir dia menyukaiku. Aku berkata padanya bahwa aku memaafkan perbuatannya karena perbuatannya itu membuatku dapat membantu banyak orang lain.
Dan akhirnya kepala sekolah baru di sekolahku yang lama mendengar usaha-usahaku, dan membuatku kembali ke sekolahku untuk menceritakan kisahku dan berkampanye untuk membrantas segala tindakan pembullyan.
Aku selalu berkata pada para pelajar sekolah," Jika aku dapat melalui semuanya dan sukses mengubah hidupku, maka kalian juga bisa, jadi jangan pernah menyerah!"
Ladies, semoga kisah yang dialami Brittany Mason ini dapat memberi inspirasi pada Anda untuk selalu berjuang dan tak pernah menyerah pada keadaan.
- Miris, Tidak Punya Biaya Untuk Inkubator, Bayi Prematur Terpaksa Dirawat Dalam Ice Box
- Wah, Akibat Selfie di Atas Kereta, Seorang Pria Tewas Tersengat Listrik
- Hebat! Seekor Anjing Menyelamatkan Pemiliknya yang Hampir Meninggal Karena Tersedak Permen
- Sempat Ditolak Untuk Melakukan Pap Smear, Remaja Cantik ini Akhirnya Meninggal Karena Kanker Serviks
- Kisah Mengharukan di Balik Instagram Nenek Betty yang Memiliki 80 Ribu Lebih Follower