Janak dan Nalisha Patel selalu memiliki impian untuk bisa berkeliling dunia bersama-sama. Seperti yang dilansir oleh news.com.au, pasanan yang keduanya adalah penduduk asli Selandia Baru ini akhirnya mengambil sebuah keputusan besar: meninggalkan pekerjaan dan karir, lalu bertualang keliling dunia.
Mereka tidak hanya bertualang mengunjungi negara-negara yang ada di dunia. Mereka tinggal di setiap sudut belahan dunia, setidaknya mereka akan menetap di satu tempat selama dua hingga enam minggu. Begitu terus, hingga akhirnya mereka berhasil tinggal di 15 negara dan 35 kota.
Apa yang menginspirasi pasangan ini untuk berani memutuskan pergi keliling dunia dan meninggalkan kehidupan mereka yang mapan di Selandia Baru?
Nalisha memaparkan bahwa keinginan atau inspirasi untuk keliling dunia itu bermula setelah membaca sebuah buku berjudul The 4 Hour Work Week yang ditulis oleh seorang pria bernama Tim Ferris. Buku itu telah membuat Nalisha mengubah cara pikirnya tentang bekerja. Buku itu membahas tentang menjadi bagian dari sebuah kelompok bernama 'New Rich' di mana kita bisa menggunakan internet untuk bebas bekerja, menciptakan bisnis online, dan bertualang keliling dunia dan menikmati hidup, tanpa harus menunggu tua hingga usia 65 tahun saat sudah pensiun.
Nalisha bekerja di bidang kesehatan dan kebugaran dengan menawarkan jasa training personal untuk membantu para wanita menurunkan berat badan sejak tahun 2004. Sedangkan suaminya Janak sempat bekerja sebagai insinyur penuh waktu selama 10 tahun dan merasa tertekan setelah bekerja di industri tersebut selama 10 tahun hingga akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Mereka berdua pada akhirnya bekerja bersama dengan memanfaatkan teknologi dan internet.
Tidak hanya mengunjungi sebuah kota dan mengelilingi kota tersebut selama dua atau tiga hari, pasangan kekasih ini biasanya akan menyewa apartemen dan tinggal selama dua hingga enam minggu di satu tempat. Dengan begitu, mereka bisa merasakan tinggal seperti penduduk lokal dan menyelami budaya di sana sebelum akhirnya pindah ke tujuan berikutnya.
Nalisha memaparkan bahwa terkadang hidup kita bisa terjebak oleh rutinitas harian menjemukan yang itu-itu saja. Hari ini hanyalah "fotokopi" dari hari kemarin. Lalu, tak lama kemudian kita bisa berhenti bersyukur dan sebelum kita menyadarinya hidup akan berlalu begitu saja. Selama dua tahun menjelajah dunia, Nalisha merasa bahwa ia dan suaminya bisa lebih menghargai hidup dan setiap tepat baru selalu menghadirkan petualangan baru. Wah, terdengar sangat menyenangkan sekali ya.
Bagaimana? Anda juga tertarik ingin mengikuti jejak pasangan ini keliling dunia dan berkencan di negara yang berbeda-beda?