Ladies, masih ingatkah Anda tentang kisah Cinderella yang perlakukan sewenang-wenang oleh ibu tirinya. Ternyata kisah serupa juga ada dalam kehidupan nyata, bahkan yang lebih tragis kesewenang-wenangan itu bukan dilakukan oleh ibu tiri, tetapi ibu kandungnya sendiri.
Seperti dilansir mirror.co.uk, seorang wanita berusia 35 tahun menceritakan kisahnya selama dia diperlakukan sebagai pembantu oleh ibu kandungnya sendiri. Wanita bernama Collette Elliott ini menghabiskan masa kanak-kanak hingga remajanya dengan diperlakukan kasar oleh ibunya. Satu-satunya sentuhan kasih sayang Collette pada ibunya adalah saat dia menyentuh mayat ibunya saat akan dimakamkan.
Pada awal kehidupannya, Collette hidup bahagia dengan orangtua asuhnya. Saat usianya belum genap 4 tahun dia diasuh oleh orang lain karena ibu kandungnya sering meninggalkannya sendiri karena harus bekerja sebagai kupu-kupu malam.
Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama, saat dinas sosial kemudian memulangkannya ke ibu kandungnya saat dia berusia 4 tahun. Ibunya pada saat itu menikah lagi sehingga punya rumah yang lebih layak untuk mereka. Ibunya bekerja di malam hari dan tidur di pagi hari sehingga Collette harus membuat sarapannya sendiri dan bermain sendirian. Jika sedang bersama ibunya, maka perlakukan kasarlah yang dia dapatkan.
Tetangganya pernah melaporkan keadaannya pada dinas sosial, namun tidak ada intervensi yang diberikan. Ibunya, Maureen, akan berbuat seolah-olah semuanya baik-baik saja saat dilakukan inspeksi.
Saat Collette berusia 5 tahun kembali menikah dan memiliki dua orang anak. Dari sinilah Collette merasa dirinya diperlakukan sangat berbeda bila dibandingkan dengan kedua saudara tirinya itu.Dia harus melakukan pekerjaan rumah dan mengurus adiknya saat masih bayi. Dia tak boleh berangkat ke sekolah sebelum semuanya selesai. Bahkan ketika ada sesuatu yang tidak beres, ibunya menjambak rambutnya dan menggigitnya.
Semua kesalahan yang dilakukan ibunya atau adik-adiknya akan dilemparkan pada Collette, karena Maureen takut suaminya akan menyalahkannya. Bahkan ketika adiknya terjatuh saat bermain, Collette akan dituduh mendorongnya hingga jatuh.
Ibunya memanggilnya dengan sebutan 'perempuan jalang', karena itu, kedua adiknya memanggilnya dengan sebutan yang sama. Kedua adiknya mendapatkan kasih sayang dari ibunya, sedangkan dia selalu diperlakukan dengan tidak pantas.Dirinya seringkali disuruh tidur lebih awal dan masuk ke kamarnya sebelum adik-adiknya tidur dan tidak boleh keluar bahkan untuk ke toilet sekalipun.
Collette berulang kali mencoba kabur dari rumah, namun polisi yang menemukannya selalu mengembalikan dia ke rumahnya. Akhirnya, saat dia berusia 16 tahun dia kabur dari rumah dan menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja di akhir pekan. Dia tinggal berpindah-pindah di rumah teman-temannya.
Saat usianya 18 tahun dia tinggal bersama pacarnya sebelum kemudian mengandung anak mereka. Dia trauma dan takut akan menjadi ibu yang buruk bagi anaknya, namun hal yang ditakutinya tidak terjadi. Saat Siannie Louise lahir, dia mencintainya. Akhirnya dia menikah dengan pacarnya, Scott, dan membolehkan ibunya untuk datang dalam pernikahannya. Kini Collette telah memiliki 3 orang anak.
Collette mengalami banyak masa sulit dalam hidupnya, dia harus menjalani terapi dan meminum obat anti-depresi. Dia telah 12 kali mencoba mengakhiri hidupnya. Keluarga dan anak-anaknya lah yang membuatnya bersemangat untuk hidup.
Kini dia menceritakan kisahnya agar undang-undang tentang kekerasan terhadap anak disahkan. Saat ibunya masih hidup, dia pernah mencoba menuntut secara hukum, namun selalu tidak berhasil.
Saat ibunya meninggal karena kanker otak, perasaannya campur aduk, dia ingin merasa berduka meskipun dalam dirinya tidak dapat merasakannya.
- Seorang Pria Terkena Serangan Jantung dan Meninggal Karena Suka Menggigit Kukunya
- Gadis ini Dikecam Karena Mengaku Ibunya Ada Dalam Pesawat yang Hilang
- Seorang Ibu di Bandung Tega Menenggelamkan Balitanya Hingga Tewas
- Kisah Wanita Pembuat Bata di Pakistan, Harus Berjuang Untuk Membayar Hutang yang Diwariskan Padanya
- Miris, Seorang Balita Penderita Tumor Harus Dirawat Di Rumah Karena Keterbatasan Biaya
- Mengharukan, Ketabahan dan Ketegaran Ibunda Ade Sara Menghadapi Kematian Anaknya