Menjadi Ibu Rumah Tangga Itu Bukan Pekerjaan, Melainkan Anugerah

Fimela diperbarui 12 Mar 2014, 12:30 WIB

Beberapa hari lalu, sempat membaca sebuah postingan di social media yang bertuliskan sebagai berikut:

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Tugas: Harus serba bisa

- Bisa jadi pembantu

- Bisa jadi suster

- Bisa jadi istri

- Bisa jadi tukang belanja

- Bisa jadi koki

- Bisa jadi guru les

- Bisa jadi manager, dll

Jam kerja: dari melek mata - tidur

Cuti/ libur: tidak ada

Gaji/ bonus: tidak ada

Jangan pernah menyepelekan, menghina atau merendahkan ibu rumah tangga!!!

Tertegun sekian lama, memang ada orang yang iseng berkata "sayang banget sudah sekolah tinggi tapi cuma di rumah saja," tetapi kalau dipikir lagi apakah memang niatnya menyepelekan, menghina atau merendahkan ibu rumah tangga?

Berlebihan kalau saya bilang. Berpikir bahwa hal tersebut bermaksud merendahkan bukanlah sebuah sikap bijaksana seorang wanita dewasa.

Tidak, menjadi ibu rumah tangga bukanlah sebuah pekerjaan. Jangan malu mengakui kalau memang Anda tidak bekerja. Karena menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah anugerah. Bukan pekerjaan.

Coba pikirkan kembali, bila jadi ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan, bukankah seseorang bisa jenuh? bukankah seseorang bisa bosan? bukankah seseorang menuntut haknya? bukankah seseorang juga ingin digaji? bukankah seseorang akan melakukannya dengan pamrih? bukankah sebuah pekerjaan bisa membuat seseorang ingin berhenti melakukannya? bukankah sebuah pekerjaan bisa menjadi sebuah beban ketika rasanya sudah mentok?

Itulah sebabnya, ibu rumah tangga bukanlah titel yang cocok dimasukkan dalam kategori pekerjaan.

Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah anugerah, di mana tidak semua wanita diberi kesempatan yang sama untuk mencicipinya. Kalau disebut anugerah, pahit atau manis yang terjadi tentunya patut disyukuri.

Ketika anak rewel, tetap bersyukur.

Ketika suami uring-uringan, tetap bersyukur.

Ketika cucian piring banyak, tetap bersyukur.

Ketika harus berpikir keras menggunakan uang belanja dan membaginya dengan uang sekolah anak, tetap bersyukur.

Ketika bisa membantu penghasilan suami, tetap bersyukur.

Apapun yang dialami oleh ibu rumah tangga tetap bersyukur, entah itu pahit atau manis, karena semuanya adalah anugerah.

Tidak ada orang yang akan berani menyepelekan, menghina atau merendahkan sebuah anugerah. Tidak akan ada lagi orang yang meremehkan seorang ibu rumah tangga bila Anda sendiri nyaman dan berani menunjukkan kebahagiaan anugerah yang Anda punya.

Syukuri dan nikmati bila Anda adalah seorang ibu rumah tangga. Tidak semua wanita bisa menikmati anugerah yang sama. Tidak semua wanita bisa merasakan kebahagiaan yang sama. Karena Anda adalah wanita-wanita hebat yang diberi anugerah mulia, maka mulai saat ini, katakan bahwa menjadi ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan Anda, namun sebuah anugerah luar biasa yang memberikan pengalaman hidup yang sangat nikmat.

Terima kasih sudah memberikan LIKE dan SHAREuntuk artikel ini, jadikanlah semua teman-teman wanita Anda merasa beruntung dan bersyukur bisa menjadi ibu rumah tangga.

(vem/bee)