Mengikuti omongan orang memang hanya akan menambah sakit hati dan stres pikiran. Oleh sebab itu ada ungkapan semakin cuek, semakin bahagia seseorang.
Meski begitu, kadang ungkapan tak semudah prakteknya. Seperti cobaan yang dihadapi seorang ibu dengan dua putri hasil adopsi.
Mengadopsi anak adalah hal baik yang juga tak mudah dilakukan. Tak semua orang diberi karunia berupa anak-anak, oleh karena itu selagi dia mampu, Kim Kelley-Wagner ingin mengadopsi dua orang anak berdarah Asia untuk diasuhnya. Tak hanya dia sendiri yang sering mendapatkan komentar dan pertanyaan yang menyakitkan.
Bahkan kedua anaknya juga sering mendapatkan tatapan sinis dan celetukan yang kurang enak didengar. Lelah menanggapi reaksi orang akan keputusannya, maka dalam diam, wanita ini memberikan serial foto yang 'menjawab' semuanya.
Ia memotret anak-anaknya membawa papan tulis mini yang berisikan pertanyaan dan pernyataan orang-orang yang sering mereka lahap. Pasalnya, Kim Kelley-Wagner sering mendapat pertanyaan yang sifatnya rasis dan tak sensitif.
Misalnya, kenapa ia harus mengadopsi anak-anak dari ras lain? Kenapa dia bisa mencintai anak yang tidak dikandungnya sendiri? Bahkan yang paling kejam adalah 'berapa harga anak-anakmu?'. Seolah Kim mendapatkan mereka dengan uang.
Tulisan ini berhasil menggugah kepekaan banyak orang bahwa masih banyak orang menanyakan hal yang tidak perlu, sehubungan dengan privasi orang. Bahkan tak tanggung-tanggung menyinggung dan menyakiti perasaan dengan pertanyaan mereka.
Lebih dari 3 ribu orang memberikan dukungan pada Kim dan keluarganya. Semoga keluarga kecil ini bisa tetap solid sekalipun banyak sekali omongan yang kurang enak didengar. Stay strong Kim. You're wonderful Mom.
- Mengharukan, Anak Ini Memberikan Hadiah Pada Orang Yang Mirip Ayahnya
- Hebat! Wanita Tua Di Arab Saudi Menyumbang Hartanya Sebesar Rp 1,5 Triliun Untuk Amal
- Pemilik Panti Asuhan di Palembang Tega Perkosa Anak Asuhnya Yang Berusia 8 Tahun!
- Miris, Lulus 99% Dalam Ujian, Bocah Ini Malah Sakiti Dirinya Sendiri
- Wanita Meninggal Sia-Sia Karena Tak Satu Pun Orang Menolong