Kata orang, kalau memang perokok pasif itu resiko lebih tinggi daripada perokok aktif, maka sekalian saja menjadi perokok aktif. Tentunya hal ini menjadi sesuatu yang miris karena kesadaran untuk tak merokok makin menipis.
Terutama bagi anak-anak yang harus menghirup rokok dari orang tuanya. Sudah banyak kasus kesehatan yang terjadi pada anak-anak karena orang tuanya mempertahankan gaya hidup merokok.
Sebuah agen periklanan Jung von Matt di Jerman, membuat sebuah iklan anti rokok dengan tema anak-anak yang orang tuanya merokok. "Merokok adalah pilihan yang burung bagi siapapun. Saat ada yang mencoba merokok, mereka memaksa orang lain untuk menghirup asap tersebut. Apalagi bagi orang tua dan anak, hal ini membuat hubungan keduanya makin buruk," kata agen periklanan tersebut.
Mereka ingin menggandeng para orang tua agar menyadari bahwa apa yang mereka lakukan akan sangat berdampak bagi anak-anak mereka di masa depan. Iklan yang mereka pajang sederhana, ketika kedekatan orang tua dan anak tampak menyedihkan karena ada rokok di antara mereka.
Sesuatu yang diinginkan sang ayah, namun tak diinginkan anaknya. Jadi, akankah kita meminta mereka mengerti keinginan kita untuk merokok? Atau membiarkan keegoisan kita menyakiti masa depannya?
Bila Anda atau pasangan Anda merokok, semoga hal ini bisa menjadi renungan buat kita bersama. Kesehatan itu tak ternilai harganya, karena bisa mengantarkan kita pada kebahagiaan, begitupula bagi orang lain.
(vem/gil)