Sungguh kejam apa yang diduga dilakukan pemilik Panti Asuhan samuel terhadap anak-anak asuhnya. Di panti asuhan yang harusnya merawat dan mendidik mereka, anak-anak ini justru mengalami tindakan-tindakan kasar yang tidak seharusnya. Mereka dianiaya, dipukul, bahkan dilecehkan oleh pengasuh mereka sendiri.
Seperti dilansir Merdeka.com, kekerasan dalam panti asuhan yang terletak di Serpong, Tangerang ini tengah menjadi sorotan. Anak-anak yang menghuni panti asuhan ini dilaporkan mengalami berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan pemilik panti itu sendiri yang bernama Chemuel dengan bantuan istrinya, Yuni.
Sang pemilik yang diduga pelaku tindakan kekerasan ini membantah bahwa dirinya telah melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji pada anak asuhnya. Dirinya bahkan mengaku siap dipancung jika hal tersebut terbukti dia lakukan.
Apa yang dilakukan pemilik panti asuhan ini berbeda dengan keterangan para korbannya yang mengalami tindakan kekerasan hingga pelecehan. Menurut para korban yang masih anak-anak, Chemuel telah memperlakukan mereka dengan kejam. Berikut ini beberapa bentuk kekejaman yang diduga dilakukan Chemuel:
(vem/cha)
What's On Fimela
powered by
Membiarkan Bayi Yang Sakit Hingga Meninggal
Tersiar kabar adanya dua bayi yang meninggal dalam Panti Asuhan Samuel. Kedua bayi ini diterlantarkan oleh pengasuhnya hingga meregang nyawa.
Tim pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Sharon tengah menyelidiki kasus ini. Tim ini menemukan bukti adanya dugaan pembiaran yang dilakukan pemilik panti asuhan terhadap balita yang sedang sakit.
Berdasarkan laporan warga sekitar, salah seorang bayi yang meninggal merupakan bayi yang dibiarkan begitu saja setelah dilahirkan, hingga akhirnya meninggal. Bayi lainnya diduga meninggal karena sakit dan dibiarkan saja oleh pengasuh panti asuhan.
Pelecehan Seksual
Informasi yang di dapatkan dari dua orang anak yang masih berusia belasan tahun menyebutkan bahwa Chemuel juga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anak asuhnya. Para korban yang malang ini mengaku mereka pernah mengalami tindakan yang tidak terpuji dari pemilik panti tersebut.
Untuk membuktikan hal tersebut, LBH Mawar Saron telah membawa salah satu korban untuk menjalani proses visum. Hasilnya, korban dinyatakan positif telah mengalami kekerasan seksual.
Menghukum Anak Dalam Kandang Anjing
Sungguh kejam apa yang dilakukan pemilik Panti Asuhan Samuel ini. Seorang anak yang baru berusia 8 tahun berinisial J, pernah dikurung selama sehari dalam sebuah kandang berisi enam ekor anjing besar. Penyebabnya karena anak J mencoba melarikan diri dari panti yang biadab ini.
J dihukum oleh Chemuel dan Yuni yang biasa dipanggil dengan sebutan Ayah dan Bunda. Tak cuma sampai di situ, J yang berhenti sekolah sejak kelas 1 SD ini juga tidak diberi makan selama sehari yang dia habiskan dalam kandang anjing.
Melakukan Kekerasan
mendasar seperti pendidikan, kesempatan bermain, dan pengasuhan yang layak. Namun, di panti asuhan ini, anak-anak kerap dibiarkan begitu saja, tak terurus bahkan kerap diberi siksaan yang tidak manusiawi. Diseret, diikat, dipukul dengan sepatu sudah menjadi makanan sehari-hari anak-anak yang malang ini.
Salah seorang anak panti asuhan yang berusia paling tua, Henok, 20, mengatakan dirinya kerap diomeli dan ditempeleng tanpa alasan yang jelas. Henok akhirnya dapat melarikan diri dari panti asuhan yang telah ditinggalinya sejak berusia 7 tahun ini.
Dipaksa Minum Air Kran Dan Makan Nasi Basi
Para donatur dari Panti Asuhan Samuel telah mencurigai tindakan kekerasan yang dilakukan di tempat ini. Salah seorang donatur yang bernama Deborah awalnya tidak berpikiran negatif dan menyumbang murni karena belas kasihannya. Namun setelah mendengar tindak kekerasan pada anak-anak dengan disabet gesper dan minum dengan air kran, dia menyadari bantuannya telah disalah gunakan.
Menu yang diberikan pada panti asuhan ini sungguh mengenaskan dan jauh dari nalar manusia. Sehari-hari mereka diberi makan mi instan yang sudah kering dengan nasi yang hampir basi.
Sebenarnya sumbangan para donatur jauh dari kata kurang, namun kekejaman pemiliknya lah yang membuat nasib tragis yang dialami anak-anak panti ini. Donasi yang berupa sembako sering dijual kembali oleh pemilik panti.
Uang Donatur Dipakai Ke Luar Negeri
Wajah melas dan lugu 30 anak penghuni panti dijadikan alat agar banyak donatur yang tergugah hatinya untuk menyumbang pada panti asuhan ini. Tetapi, ternyata sumbangan ini tidak sampai ke tangan anak-anak yang membutuhkan bantuan itu.
Bantuan donatur digunakan untuk kepentingan pribadi Chemuel. Bahkan banyak kabar yang menyebutkan uang donatur kerap digunakan untuk berpergian ke luar negeri oleh pemiliknya.
Menurut Kepala Divisi Non Litigasi LBH Mawar Saron, Jecky Tengens, pemilik panti bisa plesiran ke luar negeri dan tinggal di apartemen mewah, sangat kontras dengan apa yang dirasakan anak-anak dalam panti asuhannya.