Garam Dan Gula Pada Makanan Bayi, Perlukah?

Fimela diperbarui 18 Feb 2014, 15:30 WIB

Anda mungkin berpikir, jika tidak ada gula dan garam pada makanan, makanan jadi tidak enak, dan akan menurunkan nafsu makan sehingga menganggap perlu memberikan sedikit gula dan garam pada makanan si bayi agar dia lebih doyan makan.

Padahal, bayi belum mengenal rasa-rasa yang sudah kita kenal, sehingga ia sebenarnya dapat menerima makanan tanpa gula dan garam atau rasa yang tajam. Lidah mereka masih sensitif terhadap rasa alami pada makanan. Karena makanan alami sudah memiliki kandungan garam dan gula cukup untuk kebutuhannya.

Lalu, apa dampaknya jika bayi dikenalkan makanan dengan gula dan garam terlalu dini? Informasi yang dihimpun penulis dari berbagai sumber menyebutkan:

  • Bayi akan lebih menyukai makanan dengan rasa manis dan asin, dan menolak makanan yang lain, termasuk sayur yang cenderung berasa hambar.
  • Konsumsi gula pada bayi akan menyebabkan kerusakan gigi pada saat tumbuh dan juga kadar gula darah tinggi.
  • Konsumsi garam menyebabkan ginjal bekerja lebih keras, dan tekanan darah tinggi di kemudian hari.
  • Garam dan gula sebaiknya tidak diberikan pada makanan bayi dibawah 1 tahun, setelah itu, garam dan gula boleh mulai diberikan, tetapi jumlahnya tetap dalam jumlah yang terbatas.

makanan instan bayi umumnya mengandung gula dan garam yang terlalu tinggi. Sebaiknya berikan makanan buatan rumah yang lebih sehat dan alami. Namun jika sampai pada kondisi terpaksa memberi makanan instan pada bayi, jangan lupa cek daftar ingredients dan nutrition fact pada labelnya.

 

(vem/cha)