Ribuan pengungsi korban letusan Gunung Kelud menuai simpati dari banyak masyarakat Indonesia yang peduli. Pengungsi yang harus meninggalkan rumahnya dan tinggal berdesak-desakan dalam tempat-tempat pengungsian ini memang layak mendapat perhatian lebih. Selain rumah, ternak, dan harta bendanya terancam rusak karena terjangan abu vulkanik Gunung Kelud, resiko terjangkit berbagai penyakit juga mengancam mereka.
Seperti dilansir Merdeka.com, terdorong oleh semangat membantu pengungsi yang kesusahan dan sekaligus memenuhi tugas dari tempatnya bekerja, dr. Bertha Cahyaputri, dokter muda asal Surabaya datang ke lereng Gunung Kelud untuk membantu para pengungsi yang terkena dampak letusan gunung.
Rasa takut sempat menghantuinya, namun demi semangat kemanusiaan dan tuntutan profesinya, dr. Bertha tidak menjadikannya alasan untuk tidak membantu korban letusan Gunung Kelud, khususnya di bidang kesehatan mereka.
"Pasti ada takutnya, tapi Bismillah saja," tutur dokter Bertha kepada merdeka.com, Senin (17/2) malam.
Dalam seharinya dokter muda yang merupakan alumni Universitas Airlangga ini menangani lebih dari 100 pasien. Bahkan di hari sebelumnya dr. Bertha telah menangani 160-an pasien.
"Sehari kurang lebih 100 pasien, kemarin 160 pasien. Total sampai saat ini 522 pasien," ungkap Bertha yang mengaku lembaga tempat dia bekerja sudah berada di lereng Kelud sejak Sabtu (15/2), atau sehari setelah Gunung Kelud erupsi.
Rata-rata pengungsi letusan Gunung Kelud menderita penyakit terkait pernafasan seperti pilek dan sesak nafas akibat menghirup abu vulkanik Gunung Kelud.
"Banyak juga yang naik tensinya karena mikir rumahnya pada ambles," imbuh wanita berjilbab tersebut.
Dokter muda ini setiap harinya melayani pasien yang berobat gratis di Balai Desa Keling, Kediri. Setiap harinya ratusan pasien yang datang ditangani oleh satu orang dokter saja dengan dibantu dua perawat, satu apoteker, dan seorang driver.
Bagi dokter yang kini bekerja di Rumah Sehat Baznas-PGN Al Chusnaini, Surabaya ini menolong pasien yang sedang kena musibah bencana alam, selain memang diutus oleh kantornya, juga bisa jadi pengalaman hidup. Tiada kebahagiaan yang hakiki kecuali bisa meringankan beban sesama
- Meski Tulangku Tak Bisa Tumbuh, Semangatku Tetap Sama Seperti Yang Lain
- Kisah Penantian Seorang Istri di Balik Puisi 'But You Didn't'
- Manusia Itu Hebat, Jangan Mau Kalah Sama Semut
- Dear Para Wanita Hebat, Semoga Ini Menginspirasi Anda
- Momen Mengharukan Simpanse Peluk Penyelamatnya Sebelum Kembali Ke Hutan